Berita Belitung Timur

Angka Putus Sekolah di Belitung Timur Sudah 22 Anak Selama 2 Bulan, Faktor Keluarga Pemicu Utama

Lebih dari 74 anak dilaporkan putus sekolah dari Januari hingga Oktober 2022 di Belitung Timur.

Penulis: Rusaidah | Editor: Kamri
Posbelitung.co/BryanBimantoro
Kepala Dinas Pendidikan Belitung Timur, Sarjono. 

Sebelas anak dan orangtuanya itu juga saat ini sedang menjalani konseling oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Belitung Timur selama dua bulan.

Bupati Belitung Timur, Burhanudin secara tegas menyatakan anak-anak yang melakukan pelanggaran atau terlibat peristiwa asusila tersebut tidak boleh diberhentikan dari sekolah.

"Sudah saya perintahkan kepada dinas pendidikan tidak boleh diberhentikan dari sekolah, justru itu lah tantangan terbesar yang harus dijalankan oleh kepala sekolah dan guru-guru," kata Burhanudin, Rabu (1/3/2023).

Burhanudin mengatakan, jika pihak sekolah mampu merubah karakter anak yang bersangkutan, maka peristiwa itu akan tercatat sebagai pembelajaran terbaik guna menyongsong masa depan sehingga tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama seperti sebelumnya.

Bupati Belitung Timur menginginkan, pada saat proses pembinaan siswa yang terlibat masalah asusila guru-guru perlu melaksanakan fungsi pendekatan dan pembelajaran dengan hati nurani.

Burhanudin yakin, guru-guru di Belitung Timur mempunyai kapasitas yang luar biasa hebat-hebat, hanya saja jika upaya tersebut tidak didukung oleh para Komite Sekolah dan orangtua murid juga tidak akan bisa.

"Mereka terbatas, para guru kan bukan malaikat, karena itu, mereka sudah mencoba untuk mengimplementasikan itu dengan baik, tapi (tolong) juga didukung secara menyeluruh," jelasnya.

Kemudian, Burhanudin juga setuju dengan adanya upaya mengonseling orangtua dari anak-anak yang kedapatan berbuat asusila di penginapan beberapa waktu lalu.

Karena menurutnya, bisa saja pendidikan dan pemahaman orangtua para anak tersebut juga terbatas.
 
"Kalau melihat angka kemiskinan kita, banyak orangtua ini pendidikannya hanya SD dan SMP, banyak, jangan kira yang muda-muda sudah tamat SMA, banyak yang tamat SMP," katanya.

"Mungkin pembekalan mereka pada waktu berumahtangga, tidak dibekali oleh kondisi faktual yang ada, artinya mereka mengalir seperti air saja hidup ini, tidak seperti itu, nah itu perlu dikonseling juga," demikian kata Burhanudin. (s1/w6)

 

Sumber: Pos Belitung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved