Sudah Ada 22 Anak Putus Sekolah di Belitung Timur di Tahun 2023, Sarjano: Keluarga Juga Menentukan

Pendidikan anak itu bukan hanya dari sekolah, namun juga dari keluarga dan itulah yang sangat menentukan. Anak-anak ini kan waktunya sangat terbatas..

Tribun Kaltim
Ilustrasi anak putus sekolah 

Sebelas anak dan orangtuanya itu juga saat ini sedang menjalani konseling oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Belitung Timur selama dua bulan.

Baca juga: 807 Pejabat Kemenkeu Belum Laporkan Harta Kekayaan, KPK: Ternyata pejabat Keuangan kaya-kaya

Baca juga: Harga HP OPPO Terbaru di Akhir Februari 2023, Termasuk Rekomendasi OPPO RAM Besar 6GB, 8GB, dan 12GB

Baca juga: Tengah Asyik Berduaan di Kamar Hotel, Sepasang Kekasih di Belitung Timur Digerebek Satpol PP

Bupati Belitung Timur, Burhanudin secara tegas menyatakan anak-anak yang melakukan pelanggaran atau terlibat peristiwa asusila tersebut tidak boleh diberhentikan dari sekolah.

"Sudah saya perintahkan kepada dinas pendidikan tidak boleh diberhentikan dari sekolah, justru itu lah tantangan terbesar yang harus dijalankan oleh kepala sekolah dan guru-guru," kata Burhanudin, Rabu (1/3/2023) di ruangannya.

Burhanudin mengatakan, jika pihak sekolah mampu mengubah karakter anak yang bersangkutan, maka peristiwa itu akan tercatat sebagai pembelajaran terbaik guna menyongsong masa depan sehingga tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama seperti sebelumnya.

Bupati Belitung Timur menginginkan pada saat proses pembinaan siswa yang terlibat masalah asusila guru-guru perlu melaksanakan fungsi pendekatan dan pembelajaran dengan hati nurani.

Burhanudin yakin, guru-guru di Belitung Timur mempunyai kapasitas yang luar biasa hebat-hebat, hanya saja jika upaya tersebut tidak didukung oleh para Komite Sekolah dan orangtua murid juga tidak akan bisa.

"Mereka terbatas, para guru kan bukan malaikat, karena itu, mereka sudah mencoba untuk mengimplementasikan itu dengan baik, tapi (tolong) juga didukung secara menyeluruh," jelasnya.

Kemudian, Burhanudin juga setuju dengan adanya upaya mengonseling orangtua dari anak-anak yang kedapatan berbuat asusila di penginapan beberapa waktu lalu.

Karena menurutnya, bisa saja pendidikan dan pemahaman orangtua para anak tersebut juga terbatas.

"Kalau melihat angka kemiskinan kita, banyak orangtua ini pendidikannya hanya SD dan SMP, banyak, jangan kira yang muda-muda sudah tamat SMA, banyak yang tamat SMP," katanya.

Baca juga: 6 Anak Asal Belitung dan Belitung Timur Berhasil Juarai Kompetisi Model Keren dan Beken Nasional

"Mungkin pembekalan mereka pada waktu berumahtangga, tidak dibekali oleh kondisi faktual yang ada, artinya mereka mengalir seperti air saja hidup ini, tidak seperti itu, nah itu perlu dikonseling juga," demikian kata Burhanudin.

Di Babel Ada PSK Berseragam Putih Biru dan Putih Abu-abu, Banyak yang Putus Sekolah

Jika tak segera diantisipasi, remaja di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) rentan tergiur melakukan tindak asusila, termasuk terjerumus dalam profesi PSK.

Hal ini diutarakan oleh Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Nurmala Dewi Hernawati saat menjadi narasumber dalam Seminar Exploitasi dibalik Kebebasan Berekspresi.

Seminar itu digelar bersama Ketua LPAI sekaligus Pemerhati Anak, Seto Mulyadi, Dosen Unmuh Bangka Belitung Adha Al Kodri dipandu Redika sebagai moderator, Kamis (16/2/2023) lalu di Aula Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung.

Halaman
123
Sumber: Pos Belitung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved