Berita Kabupaten Bangka
Pemkab Bangka Terus Intervensi Angka Stunting, Mulkan: Terus Edukasi Masyarakat
Bupati Bangka, Mulkan meminta jajarannya tidak berhenti memberikan edukasi pencegahan stunting kepada masyarakat.
Penulis: Ajie Gusti Prabowo |
POSBELITUNG.CO, BANGKA - Bupati Bangka, Mulkan meminta jajarannya tidak berhenti memberikan edukasi pencegahan stunting kepada masyarakat. Hal ini disampaikannya saat membuka kegiatan pergerakan cegah stunting di lokasi fokus (lokus) stunting Desa Rebo di Kantor Desa Rebo Kecamatan Sungailiat, Rabu (8/3/2023).
Diakui Mulkan, stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan menteri kesehatan.
"Saat ini stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) ditetapkan target penurunan stunting nasional pada tahun 2024 sebesar 14 persen," kata Mulkan.
berdasarkan hasil survei status gizi indonesia ( SSGI) prevalensi stunting balita nasional mengalami penurunan dari 24,4 persen pada tahun 2021 menjadi 21,6 persen pada tahun 2022.
Meskipun menurun, namun belum mencapai standar WHO, yakni di bawah 20 persen, sehingga masih perlu langkah inovatif untuk menekan angka stunting.
Dari hasil surveilans gizi melalui elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (EPPGBM) prevalensi stunting balita di Kabupaten Bangka tahun 2021 sebesar 1,68 persen turun menjadi 1,34 persen pada tahun 2022, dengan 10 desa lokus stunting pada tahun 2023 yang harus difokuskan untuk diintervensi.
"Kita tidak hentinya memberikan edukasi kepada masyarakat dalam pencegahan terjadinya stunting di masa seribu hari pertama kehidupan," ujar Mulkan.
Wakil Bupati Bangka, Syahbudin mengatakan, pencegahan stunting tahun 2023 ini harus nol atau zero, dengan salah satunya memberikan gizi seimbang.
"Bayi yang dikatakan stunting mengalami hal seperti tinggi kurang dari 48 cm saat dilahirkan dan panjangnya kurang 63 cm pada usia enam bulan," kata Syahbudin.
Menurutnya, pertumbuhan anak yang terganggu dan buruk akan berdampak pada pendidikan, ekonomi dan kesehatan serta kemampuan berpikir yang sangat kurang.
"Mencegah stunting ini merupakan pencegahan secara nasional dan global. Untuk itu, perlu diperhatikan terutama pada ibu hamil, bayi, anak yang perlu gizi pendamping selain ASI, perilaku hidup bersih dan sehat, pola asuh anak dan sebagainya," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Bangka, dr Then Suyanti mengatakan, dari 10 desa lokus stunting pada tahun 2022, Desa Rebo berada di urutan ke-8.
"Memang trennya di Desa Rebo menurun di mana di mana prevalensi stunting pada tahun 2021 masih 3,88 persen dan turun pada tahun 2022 menjadi 1,43 persen. Namun angka ini masih di atas rata-rata Kabupaten Bangka yang mencapai 1,34 persen, sehingga kita terus melakukan intervensi di Desa Rebo ini," kata Then.
Dua Kecamatan Belum ODF
Salah satu upaya pencegahan atau penurunan angka stunting di Kabupaten Bangka dengan mengajak masyarakat tidak melakukan kebiasaan buang air besar sembarangan (BABS).
| Kronologi Kadir Tahanan Polsek Belinyu, Bangka Ditemukan Tewas di Sel, Sempat Benturkan Kepala |
|
|---|
| Nelayan Bangka Dapat Bantuan Rp3,8 Miliar, Duitnya untuk Beli Benda Ini |
|
|---|
| Yahya Nelayan Lubuk Besar Masih Hilang, Kapal Ditemukan di Perairan Rebo Kabupaten Bangka |
|
|---|
| Buntut Bos RBT Harvey Moeis Ditahan, Smelter Setop Beroperasi dan Bayar Pesangon Rp8 Miliar |
|
|---|
| Dinkes Bangka Gencar Menangani DBD, Tercatat 86 Kasus di 2024, Dua Pasien Meninggal Dunia |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.