Berita Pangkalpinang
Akek Antak Sebelumnya di Jawa Mendarat di Mapur, Jejak Penyebaran Islam di Bangka
Teungku Deqi mengungkapkan, membutuhkan waktu sekitar satu tahun penelitian untuk membuktikan secara detail, seperti yang ditulis dalam buku ini.
POSBELITUNG.CO, BANGKA - Syeikh Syarif Abdul Rasheed atau dikenal Akek Antak berasal dari Hadhramaut-Yaman yang sebelumnya berada di tanah Jawa tepatnya daerah Cirebon, yang kemudian mendarat di Bangka, tepatnya di daerah Mapur.
Hal ini tertulis pada Bab ke-2 buku Korpus Mapur Dalam Islamisasi Bangka, yang ditulis Teungku Sayyid Deqi membahas mengenai sosok Akek Antak. Tokoh yang selama ini dikenal sebagai mitologi atau sebuah dongeng.
Teungku Deqi mengungkapkan, membutuhkan waktu sekitar satu tahun penelitian untuk membuktikan secara detail, seperti yang ditulis dalam buku ini.
"Siapakah Akek Antak, sebenarnya memiliki nama Syeikh Syarif Abdul Rasheed sesuai penelitian mengenai silsilah dan nasabnya. Jadi Akek Antak datangnya sekitar abad ke 10 masehi, yang berasal dari negeri Arab," kata Teungku Deqy
Sosok Akek Antak ini memang memiliki ciri tubuh yang tinggi besar, akan tetapi bukan seperti apa yang dibilang orang seperti raksasa, satu kaki di Bangka satunya lagi di Palembang.
"Di sini saya akan menjelaskan secara ilmiah dan impiris siap sosok sebenarnya," tegasnya.
Pernyataan itu juga dituangkan dalam bukunya, yang menuliskan penokohan mutlak ini akhirnya memunculkan sisi yang begitu heroik jika, silsilah mereka berasal dari ‘Akek Antak' yang melahirkan Orang Lum atau orang adat bukan muslim.
Padahal menurutnya, pernyataan itu sangat bertolak belakang dengan apa yang ia dapatkan secara lisan juga keluar dari sebagian masyarakat Tuing dan Mapur.
Mereka secara keseluruhan, mengatakan bahwa ‘Akek Antak' adalah orang Arab yang masih keturunan Nabi Muhammad SAW yang mereka sebut ‘Orang Arab Pute.
Selanjutnya menurut Teungku Deqi, sosok Akek Antak merupakan seorang ulama yang memiliki karamah.
Sosoknya datang ke Mapur, dalam tugasnya untuk menyebarkan agama Islam, meskipun masih sebatas bagaimana mendakwahkan agama dengan menyentuh jiwa masyarakat saat itu.
"Pada saat itu beliau belum mengajarkan tentang puasa, salat, mengaji, cuma menyampaikan megenai ketauhid-an. Ki Antak masuk ke daerah mapur tapi tidak lama karena memang tidak banyak masyarakat yang bermukim di kawasan itu, sehingga lari ke daerah gunung maras dan berakhir di bangka kota," jelas Teungku Deqi.
Hal itu sesuai dengan dalam kutipan buku tersebut, yang menjelaskan jika Akek Antak digambarkan oleh Orang Lum sebagai sosok yang sakti dan banyak mempunyai kekuatan gaib.
Ia menyebutkan salam agama Islam, hal itu disebut dengan kekharomahan dan juga unsur kedekatan dengan Allah.
"Seorang hamba mempunyai kelebihan bathiniah karena terang dan bersihnya hati, serta mampu menunjukkan bukti-bukti kebesaran Allah kepada orang yang memusuhinya – seperti peristiwa mukasyafah," jelasnya
Pada konteks ini - Akek Antak terlibat dalam kondisi yang harus membuatnya melakukan hal-hal yang membuat Orang Lum percaya akan keberadaan Allah SWT.
Selanjutnya pada penelitian yang ia lakukan, dirinya menyebar 500 sampai 600 kuisioner untuk menanyakan siapa sosok Akek Antak.
Hasilnya dari orang-orang mapur mengatakan jika sosok ini merupakan orang arab putih, disini membuktikan orang lum juga membenarkan adanya tokoh tersebut.
"Antak itu artinya kuat, tahan, tidak terkalahkan, peneliti norwegia menyebutnya herculesnya bangka. Tetapi itu masih dalam tatarang dongeng, padahal dia merupakan seorang ulama yang berdakwah di mapur gunung maras, kemudian pindah lagi ke bangka kota," tuturnya.
Hal tersebut juga tertulis di dalam buku yang berbunyi, namun dalam situasi yang serba terbatas dan tertentu ini interpretasi Orang Lum terhadap Akek Antak tetap sebagai orang yang sakti dan banyak mempunyai kekuatan ghaib, dianggap sebagai dewa, bukan sebagai tokoh muslim.
Mengenai pengakuan mereka jika Akek Antak merupakan sebuah anggapan yang dikaitkan dengan perkawinan dengan salah satu perempuan dari Orang Lum tersebu.
Sehingga menyimpulkan bahwa seolah-olah pada seluruh generasi Orang Lum berasal dari Akek Antak.
Pada penelitiannya membuktikan adanya, nama Akek Antak dalam naskah kuno orang Mapur. Pada naskah yang berjudul Alam Segimar Alam Setungkal, dengan berbahasa Arab gundul mejelaskan adanya serah terima penyebaran agama Islam pada tokoh-tokoh lain, secara tahap demi tahap.
"Itu terulang pada memori kolektif orang mapur, di dalam naskah kunonya. Itu yang membuktikan jika mapur merupakan pijakan islam yang pertama di Bangka yang dibawa Syeikh Syarif Abdul Rasheed atau Akek Antak," tandas Teungku Deqi.
"Beliau adalah orang pertama yang menyebarkan agama Islam ke Pulau Bangka ratusan tahun yang lalu. Dakwahnya meliputi wilayah Mapur, pertama yang membawa Islam dan berkedudukan awal di Gunung Pelawan, lalu ke Pesaren, Air Abik, Mapur, Gunung Muda, Tuing, dan sekitarnya," katanya.
(Bangkapos.com/Rifqi Nugroho)
| Udin Tunaikan Nazar, Gunakan Uang Pribadi Sumbang Ambulans ke Masjid Ar Rahman Pangkalpinang |
|
|---|
| Pemkot Pangkalpinang Tinjau Titik Rawan Banjir, Prof. Udin dan Wawako Ajak Warga Gotong Royong |
|
|---|
| Wali Kota Prof. Udin Ajak Guru Aktif di Medsos Bangun Citra Positif PGRI di Era Digital |
|
|---|
| Wali Kota Pangkalpinang Ingatkan Generasi Muda Agar Kuat Hadapi Perubahan Zaman |
|
|---|
| Momen Hari Sumpah Pemuda, Wali Kota Pangkalpinang Ajak Pemuda Memperkuat Persatuan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.