News

Polemik Piala Dunia U-20, Berdampak Masa Depan Persepakbolaan Tanah Air, Politik Hingga Pariwisata

Hal ini tidak hanya dikhawatirkan para pecinta sepakbola terkait masa depan persepakbolaan tanah air, namun berdampak pada politik hingga pariwisata.

Kompas.com/AFP/VLADIMIR SIMICEK
Para pemain timnas Israel bereaksi setelah final Euro U19 2022 melawan Inggris di Trnava, Slovakia, pada 1 Juli 2022. Meski kalah di final, Israel tetap berhak tampil di Piala Dunia U20 2023 karena lolos kualifikasi Zona Eropa. 

POSBELITUNG.CO, BANGKA – Penolakan berbagai pihak terhadap keikutsertaan tim nasional (Timnas) Israel di Piala Dunia U-20 tahun 2023 berpotensi sanksi berat dari Federasi Sepakbola Internasional atau FIFA terhadap PSSI.

Menyusul dibatalkannya drawing Piala Dunia U-20 yang seharusnya dilaksanakan pada 31 Maret 2023 di Bali mendatang.

Hal ini tidak hanya dikhawatirkan para pecinta sepakbola terkait masa depan persepakbolaan tanah air, namun berdampak pada politik hingga pariwisata.

Bahkan FIFA kabarnya telah menunjuk tiga negara untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2023 menggantikan Indonesia.

Tidak hanya Kisnusa (49), mantan pemain Persipas Pangkalpinang 92 dan PS Palembang yang mengaku kecewa dengan pembatalan drawing Piala Dunia U-20 2023 di Bali akhir bulan Maret nanti. 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menaparekraf), Sandiaga Uno ikut prihatin karena perhelatan Piala Dunia U20 di Indonesia pada Juni 2023 nanti merupakan andalan utama event berkelas dunia.

Hingga laporan seorang wartawan sepakbola senior, M Nigara yang menyampaikan ancaman suporter sepakbola Indonesia, apabila Indonesia gagal jadi tuan rumah Piala Dunia U20 akibat manifesto politik dari sejumlah gubernur, elite partai, dan tokoh ormas, dipastikan mereka akan kehilangan puluhan juta suara di Pilpres dan Pilkada 2024.

Batalnya drawing Piala Dunia U-20 usai adanya sejumlah penolakan, dikarenakan keikutsertaan Timnas Israel dalam turnamen empat tahunan tersebut. 

Diketahui Gubernur Bali, I Wayan Koster lantang melakukan penolakan, setelah mengirimkan surat resmi ke Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pada 14 Maret 2023 lalu. 

Namun perlu diketahui untuk Timnas Israel sudah dipastikan lolos, atau ikut serta dalam Piala Dunia U-20 sejak Juni 2022 lalu. 

"Sepak bola itu pemersatu bangsa, urusan konflik itu ada yang mengatur misalnya PBB. Kalau bola tidak bisa dicampurkan dengan politik, jadi kesan politiknya harus ditiadakan," kata Kisnusa kepada Bangkapos.com, Selasa (28/3/2023). 

Lebih lanjut dikatakannya, progres Timnas Indonesia yang telah memboyong pelatih sekelas Shin Tae Yong sejak Januari 2020 lalu pun menjadi antiklimaks. 

"Ada kerugian di Timnas karena selama ini kita sudah berlatih cukup lama, dan tidak bisa tampil ya melukai semua orang. Sangat rugi sekali apalagi kita jadi tuan rumah, suatu kebanggaan di mata dunia Indonesia bisa jadi tuan rumah," jelasnya. 

Beberapa ancaman sanksi pun kini sedang menghantui Indonesia, mulai dari pembekuan dari FIFA hingga tidak akan mendapatkan kesempatan kembali untuk menjadi tuan rumah. 

"Kurasa akan mati suri tidak ada lagi untuk pembinaan karena tidak ada jenjang ke atas, jadi sia-sia kalau tidak bisa tampil di agenda FIFA. Kita punya potensi yang bagus tapi tidak bisa diorbitkan, jadi hanya sebatas lokal saja tidak ada prestasi kedepannya," katanya. 

Sumber: Bangka Pos
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved