Berita Pangkalpinang

Lepas Dua Nakes Pangkalpinang Bertugas di Tanah Suci, Molen: Beri Layanan Terbaik bagi Jemaah Haji

Wali Kota Pangkalpinang, Maulan Aklil, melepas dua orang nakes yang akan bertugas melayani jemaah haji di tanah suci.

Penulis: Cepi Marlianto | Editor: Novita
Ist/Dokumentasi Prokopim Iwan
Wali Kota Pangkalpinang, Maulan Aklil didampingi Kepala Dinas Kesehatan, dr Masagus M Hakim berfoto bersama saat pelepasan dua petugas kesehatan yang akan menjadi petugas kesehatan haji, Selasa (9/5/2023). 

POSBELITUNG.CO, BANGKA - Wali Kota Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Maulan Aklil melepas dua orang tenaga kesehatan yang akan bertugas melayani jemaah haji di tanah suci, Selasa (9/5/2023).

Dua orang tersebut merupakan yang terpilih dari ratusan nakes yang ikut mendaftar

"Saya mengucapkan selamat kepada petugas-petugas haji kita, syukur Alhamdulillah berangkat dua orang," kata Molen, sapaan akrab Maulan Aklil, usai kegiatan yang berlangsung di rumah dinas Kepala Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang itu .

Moln mengatakan, tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan seperti mereka. Pasalnya, dalam pelaksanaan ibadah haji antrean haji, dapat menunggu sampai 30 tahun lamanya.

Sementara paling cepat, secara reguler bisa memakan waktu hingga 15 tahun lamanya. Oleh karena itu, para petugas kesehatan haji ini dinilai sangat beruntung.

Selain dapat pergi ke tanah suci secara cuma-cuma, mereka juga bakal mendapatkan pahala yang berlipat ganda.

Di satu sisi melayani para jemaah haji, sisi lainnya dapat melaksanakan ibadah lainnya di tanah suci.

Sehingga sinergi antara nakes haji dengan kelompok bimbingan ibadah haji harus dibangun sejak awal, diharapkan dapat mencapai tujuan haji sehat, mabrur dan berkah.

Disamping itu, lanjut dia, saat ini pelaksanaan haji sendiri sudah tertib dan aman. Pemerintah juga tidak pernah lagi mendengar adanya jemaah haji yang mengalami insiden. Baik dari pelayanan, kenyamanan maupun kejadian-kejadian tidak mengenakan lainnya, terutama meninggal dunia tanpa diketahui.

Hal ini lantaran pemerintah benar-benar memperhatikan kesehatan dan keselamatan para jemaah haji, dengan menurunkan tim kesehatan dokter spesialis yang ditugaskan melayani jamaah haji Indonesia di Arab Saudi

Mulai dari dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dokter spesialis paru-paru, dokter spesialis kesehatan jiwa, dokter spesialis saraf, dan dokter spesialis mikrobiologi klinik.

Melalui momentum ini, Molen meminta kepada seluruh jajarannya agar tidak mengotori hati dengan hal-hal yang tidak penting, layaknya negatif berpikir, zalim, fitnah hingga caci maki yang membuat rugi diri sendiri.

Hal itu mengingat pada tahun ini dan tahun 2024 mendatang, merupakan tahun politik. Alangkah baiknya jika semua permasalahan disikapi dengan sabar, tawakal, serta melawan hawa nafsu.

"Saran kami, mumpung masih suasana kebatinan bagus, jangan pikir yang macam-macam. Tolong fokus untuk memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat, serta kesejahteraan ASN juga meningkat," ucap Molen.

Kedepankan Tanggung Jawab

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang, dr Masagus M Hakim menegaskan, petugas kesehatan yang ditugaskan untuk mengawal jemaah haji harus mengedepankan sikap tanggung jawab.

Sebab, pembinaan kesehatan menjadi hal yang esensial dalam penyelenggaraan kesehatan haji. Untuk dapat menjalankan ibadah haji dengan sempurna, jemaah haji sewajarnya beribadah dalam kondisi terbaik.

Hal ini juga tak terlepas dari pengalaman dirinya saat menjalankan ibadah haji pada tahun 2008 silam. Saat itu, Hakim dan istri mendapatkan petugas kesehatan yang tidak melaksanakan tugasnya dengan baik.

Imbasnya, terdapat jemaah haji yang meninggal dunia dikarenakan tidak dilakukan cek kesehatan.

"Ternyata saya dapat pengalaman yang tidak mengenakkan, ada jamaah yang meninggal di kamar itu yang takutnya. Saat itu dokternya jalan-jalan ke pasar, jadi hal itu jangan sampai terjadi, saya titip hal ini," tegas Hakim dalam kesempatan yang sama.

Tanggung jawab seorang tenaga kesehatan kepada jemaah haji sendiri, lanjutnya, hukumnya wajib. Perlu keseimbangan dalam pembinaan, pelayanan, dan perlindungan jemaah haji baik dari sisi agama maupun dari sisi kesehatan.

Maka dari itu, nakes tidak hanya memantau kondisi kesehatan dan memberikan pelayanan kesehatan pada jemaah di kloter.

Melainkan juga memiliki fungsi untuk memberikan pertimbangan bagi jemaah, khususnya jemaah risiko tinggi untuk menjalankan ibadah sunnah.

Apabila ada jemaah mengalami masalah kesehatan seperti detak jantung meningkat maupun tensi pada jemaah naik, bisa langsung terdeteksi oleh petugas kesehatan. Sehingga bisa segera ditangani di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

"Jadi tanggung jawab, jangan meninggalkan jemaah. Saya juga pernah menjadi petugas kesehatan haji pada tahun 2004 dari pemerintah pusat. Jadi hal ini harus benar-benar diniatkan," ungkapnya.

Dia berharap, melalui arahan ini upaya promotif, preventif dan kuratif yang dilakukan oleh tenaga kesehatan selama pelaksanaan ibadah haji 2023, dapat terlaksana dengan baik sesuai target pemerintah yakni penurunan angka kesakitan dan angka kematian jemaah haji bisa tercapai.

Dengan adanya peran ini, jemaah haji terhindar dari bahaya penyakit yang dapat memperberat kondisinya dalam menjalankan ibadah haji.

Hakim juga menekankan kepada dua orang dokter yang asal Puskesmas di Pangkalpinang yang diutus menjadi tenaga kesehatan haji, agar untuk benar-benar melayani masyarakat.

"Kalau mau ikut beribadah haji yang lengkap itu pergi sendiri, jangan jadi petugas. Yakinlah pahalanya sama lebih besar lagi, karena mengurusi orang-orang melaksanakan ibadah haji," ucapnya.

(Bangkapos.com/Cepi Marlianto)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved