Berita Belitung Timur

Aktivis Lingkungan Belitung Timur Sayangkan Aktivitas Ilegal di Daerah Aliran Sungai

Aktivis lingkungan asal Belitung Timur Yudi Amsoni menyayangkan masih banyaknya mangrove yang rusak karena aktivitas ilegal di hutan lindung.

Penulis: Rusaidah | Editor: Kamri
Istimewa/Dok. BGRM
Kondisi sebagian hutan lindung yang rusak di Desa Sukamandi, Kecamatan Damar, Kabupaten Belitung Timur. Foto diambil bulan lalu. 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG TIMUR - Aktivis lingkungan asal Belitung Timur Yudi Amsoni menyayangkan masih banyaknya mangrove yang rusak karena aktivitas ilegal di hutan lindung dan Daerah Aliran Sungai (DAS).

Menurutnya hal itu tidak sejalan dengan visi pemerintah yang gencar melakukan penanaman mangrove.

Terbaru, pemerintah bersama TNI melaksanakan penanaman sejuta bibit mangrove di seluruh Indonesia yang dipimpin Presiden Joko Widodo pekan kemarin di Pantai Indah Kapuk, Jakarta.

Di Belitung Timur, implementasi kegiatan tersebut dilaksanakan hari ini di Pantai Sengaran, Kecamatan Kelapa Kampit.

Ia mengatakan percuma ada giat penanaman mangrove tapi kerusakan lingkungan di tempat lain dibiarkan.

Yudi bilang kritiknya ini juga untuk mengingatkan semua orang di Belitung Timur supaya tetap menjaga lingkungan.

"Saya pikir omong kosong bicara tentang cinta lingkungan, giat penanaman mangrove, jika perusakan lingkungan di tempat lainnya dibiarkan. Hanya kamuflase hijau," katanya kepada Posbelitung.co, Senin (22/5/2023).

Menurutnya, kecintaan terhadap lingkungan seharusnya berlaku di semua tempat, tidak terkecuali.

Kecintaan itu juga harus disertai dengan aksi yang tidak hanya seremonial saja.

Disinggung mengenai razia dan penertiban yang dilakukan oleh Tim Gabungan Polres Beltim Sabtu kemarin, dia mengapresiasi langkah Kapolres Belitung Timur.

Dia bilang kepolisian sudah melaksanakan kewajibannya, yaitu menindak kegiatan yang melanggar undang-undang.

"Tapi faktanya di lapangan ponton itu masih banyak. Mereka tidak dibongkar tapi hanya menepi ke DAS-DAS kecil di sekitar, sembunyi. Nanti saat situasi aman baru mereka jalan. Malam mereka beraktivitas lagi," kata Yudi.

Yudi menyayangkan imbauan dan ultimatum Kapolres Beltim pada saat penertiban tidak ditanggapi serius oleh para penambang.

Dia berharap aparat dan termasuk pemerintah daerah serius dalam menangani tindakan pengrusakan hutan lindung dan daerah aliran sungai ini.

"Karena masih banyak sekali nelayan-nelayan warga setempat yang masih 'nyuloh' di lokasi tersebut untuk mencari nafkah mereka," kata Yudi.

Sumber: Pos Belitung
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved