News

Jet Tempur Mirage 2000 Pernah Tembak Jatuh F-16 Saat Duel 1 Lawan 1

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI memutuskan membeli pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar untuk menutup gap kesiapan tempur TNI AU

Tribunnews.com
Pesawat tempur Mirage 2000 buatan Perancis. Seperti diberitakan, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI memutuskan membeli pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar untuk menutup gap kesiapan tempur TNI Angkatan Udara (AU). 

Meski tak seterkenal F-15 dan F-18 Amerika Serikat dalam duel di udara, Mirage 2000 pernah menorehkan catatan gemilang saat pertarungan 1 vs 1 di udara.

Peristiwa yang melibatkan Mirage 2000 terjadi pada bulan Oktober 1996.

Pada saat itu situasi perbatasan antara Yunani dan Turki sedang memanas akibat sengketa perbatasan di daerah Imia/Kardak.

Pada tanggal Oktober 1996 dalam sebuah insiden di wilayah perbatasan, Mirage 2000 milik AU Yunani menembak sebuah F-16D milik AU Turki.

Peristiwa ini sempat ditutup-tutupi mengingat Turki dan Yunani sama-sama anggotan NATO dan pesawat F-16 tersebut dilaporkan jatuh karena kerusakan mesin.

Namun akhirnya seorang mantan perwira AU Turki mengaku kepada media massa bahwa F-16 tersebut jatuh diitembak oleh Mirage 2000.

3. Kenapa Indonesia membeli Mirage 2000 bekas, bukan pesawat yang baru?

Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto meyakini pembelian 12 pesawat jet Mirage 2000-5 bekas dari Qatar mampu manangkal penurunan kekuatan pertahanan RI.

Menhan Prabowo mengungkapkan sudah banyak jet tempur Indonesia yang sudah tua.

Prabowo menuturkan bahwa Indonesia harus tetap membangun kekuatan pertahanan untuk menangkal masalah banyaknya jet tempur RI yang sudah masuk habis masa pakai atau pensiun.

"Ya jadi sebagaimana diketahui kita harus bangun kekuatan pertahanan kita, diterent kita, kekuatan penangkal, dan saat ini banyak sekali pesawat kita yang sudah tua dan harus kita refurbished. Kita sedang perbaiki," kata Prabowo di Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/6/2023).

Prabowo menuturkan pembelian pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar dinilai paling relevan.

Sebab, pengadaan pesawat baru justru membutuhkan waktu pengiriman yang cukup lama.

Misalnya, kata dia, pengadaan pesawat Dassault Rafale dan F-15 Super Eagle sebanyak tiga unit baru yang baru akan datang tiga tahun mendatang atau Januari 2026.

"Kita akan beli pesawat-pesawat yang baru, modern, sudah kita kontrak, sudah kita pesen Rafale dari Perancis. Tapi kita tanda tangan baru berapa minggu yang lalu, beberapa bulan (yang lalu), datangnya nanti yang pertama itu 3 tahun lagi, paling cepat," ucapnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved