Berta Belitung

Anggota DPRD Belitung Soroti Pelayanan RSUD Marsidi Judono, 12 Jam Pasien Tak Dapat Ruang Inap

Anggota DPRD Belitung Vina Cristyn Ferani menyoroti pelayanan RSUD Marsidi Judono. Hal tersebut berdasrkan pengalamannya saat membantu tetangganya.

|
Penulis: Rusaidah | Editor: Novita
Istimewa/Dok. Prokopim Setda Belitung
Ketua Fraksi PDIP DPRD Kabupaten Belitung Vina Cristyn Ferani saat Rapat Paripurna DPRD Belitung. Anggota DPRD Belitung Vina Cristyn Ferani menyoroti pelayanan RSUD Marsidi Judono. Hal tersebut berdasrkan pengalamannya saat membantu tetangga di belakang rumahnya. 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Anggota DPRD Belitung Vina Cristyn Ferani menyoroti pelayanan RSUD Marsidi Judono

Hal tersebut berdasrkan pengalamannya saat membantu tetangga di belakang rumahnya.

Hal tersebut disampaikannya pada Rapat Paripurna DPRD Belitung, Jumat (14/7/2023). 

Dia menuturkan, seorang pasien berusia 57 tahun datang ke RSUD Marsidi Judono pada Senin (19/6/2023) lalu. 

Masuk ke instalasi gawat darurat (IGD) rumah sakit sekitar pukul 7.00 WIB. Butuh waktu sekitar 12 jam untuk pasien kemudian dipindahkan ke ruang rawat inap dengan alasan tak ada ranjang atau bed yang tersedia.

Padahal, saat masuk, terdapat dua bed kosong dalam ruang rawat inap. Setelah kejadian itu, di hari yang sama pasien tersebut meninggal dunia.

Sembari menunggu pindah ke ruang rawat inap, keluarga pasien meminta bantuan Vina agar berkomunikasi dengan pihak RSUD Marsidi Judono sehingga dapat dipindahkan ke ruang rawat inap.

"Berulang kali sebagai tetangga dan anggota dewan, wakil rakyat, kami mengkomunikasikan dengan bagian pelayanan RSUD, namun sangat disayangkan ternyata pasien baru bisa mendapatkan kamar dengan alasan kamar penuh," ucap Ketua Fraksi PDIP DPRD Belitung ini, Jumat (14/7/2023).

"Tetapi begitu pasien masuk kamar rawat inap, ternyata ada dua ranjang yang kosong. Ini sangat disayangkan, harusnya ini tidak terjadi jika pelayanan mengikuti SOP," kata Vina.

Menurutnya, ini hanya contoh kecil dari buruknya kualitas pelayanan RSUD Marsidi Judono. Ia merasa miris karena meskipun sebagai wakil rakyat ternyata dirinya belum bisa membantu tetangga sendiri.

"Kami tidak ingin menjatuhkan siapapun juga, tetapi apa yang kami sampaikan hendaknya bisa menjadi catatan dan perbaikan ke depannya. Kalau anggota dewan saja sudah tidak didengar, bagaimana dengan rakyat jelata yang menelpon ke rumah sakit dan semua petinggi dan pejabat di rumah sakit," tegasnya.

Saat ditemui awak media setelah paripurna, menurut Vina, RSUD Marsidi Judono belum berbenah. Masih banyak keluhan dan kekecewaan masyarakat sudah berlarut-larut.

Setiap menerima keluhan, dianggap menghina, menjatuhkan atau menyudutkan. Padahal keluhan harusnya menjadi dasar agar dapat disikapi secara bijak.

"Hentikan drama, bahwa semua yang dikeluhkan itu dimentalkan, sibuk mencari pembenaran dan pembelaan, kapan RSUD akan berbenah. Terima dulu, rapat internal, semua masalah ada solusinya, begitu ada solusi pastikan jangan terulang," ujarnya.

"Kalau semua tidak mau belajar dari komplain, kapan RSUD akan berubah dan berbenah. Mengganti direktur ke dr. Hendra ke dr. Ratih semua menaruh harapan. Pertanyaannya, dr Ratih ini dokter junior, masih muda, ada pesimisnya, kami menilai dari luar, tapi sejauh ini belum ada perubahan, keluhan masyarakat masih banyak," tegasnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Belitung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved