Kapal Tenggelam di Selat Bangka

Perjuangan Awak KLM Berkah Pandawa Setia, Sempat Putus Asa karena Tak Ada Kapal yang Mau Mendekat

Butuh perjuangan yang tak mudah hingga akhirnya mereka berhasil diselamatkan oleh nelayan asal Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan.

|
Penulis: Cepi Marlianto | Editor: Novita
Bangkapos.com/Cepi Marlianto
Awak kapal KLM Berkah Pandawa Setia berfoto bersama usai dievakuasi ke rumah warga di Kelurahan Tanjung Ketapang, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Selasa (19/7/2023) malam. 

Awalnya, kapal masih dalam kondisi baik-baik saja, sampai hari ketiga berlayar dengan jarak tempuh 51 mil bencana itu mulai terjadi.

Kepala Kamar Mesin (KKM) melaporkan air terus masuk dan meninggi di dalam kapal.

Baca juga: KLM Berkah Pandawa Setia yang Tenggelam di Selat Bangka Angkut 450 Ton Sagu

Padahal saat itu empat pompa air, termasuk pompa utama sudah dinyalakan guna membuang air yang masuk ke lambung kapal.

Kru kapal menduga kapal mengalami kebocoran usai diterjang ombak tinggi sekitar tiga meter di perairan itu.

Ketika kebocoran itu, terjadi kapal sedang berada di perairan Sungai Lumpur, Kecamatan Tulung Selapan, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan dan telah melewati Pulau Maspari.

Mengetahui kapal bocor, kapten memutuskan untuk memutar haluan ke Pulau Maspari untuk menjatuhkan jangkar.

Akan tetapi perkiraan itu ternyata meleset, bukannya sampai ke Pulau Maspari justru KLM Berkah Pandawa Setia lebih dahulu tenggelam.

Usai beberapa mesin pompa tak mampu lagi bekerja secara maksimal. Hingga akhirnya kapal tenggelam.

“Posisi kita berlayar sudah tinggal 95 mil ke lokasi tujuan. Namun saat itu air terus naik, akhirnya kita putar balik. Rencana awal kami ingin putar balik ke Pulau Maspari untuk menjatuhkan jangkar,” tuturnya saat ditemui di Toboali, Rabu (19/7/2023).

Singkat cerita, kapal karam sekitar pukul 10.00 WIB. Sebelum karam, Arianton bersama tujuh rekannya masih sempat menjatuhkan rakit dan mengenakan jaket pelampung.

Sebagai kapten kapal, ia berinisiatif meminta bantuan dengan berdiri di atas geladak kapal yang nyaris tenggelam menggunakan sebuah senter.

Dirinya langsung memberikan tanda menggunakan senter tersebut kepada sejumlah kapal yang lewat.

Terdapat beberapa kapal yang dirinya beri tanda pertolongan, akan tetapi tidak satu pun kapal yang berani mendekat.

Selain karena ombak yang cukup tinggi, perairan tersebut juga rawan akan perompak.

Hingga akhirnya kapal benar-benar karam, begitu pula dengan rakit yang mereka tumpangi sering terbalik ketika diterjang ombak.

Halaman
123
Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved