Jumadil Raup Cuan dari Jual Layang-layang Goeng, Modalnya Bambu dan Kertas, Dijual Rp130 ribu
Saya jualnya, hanya Rp130 ribu, untuk layang-layang goeng ini, padahal yang lain, banyak yang lebih mahal. Bagi saya sudah mahal, karena modal saya...
Penulis: Asmadi Pandapotan Siregar CC | Editor: Asmadi Pandapotan Siregar
POSBELITUNG.CO -- Jumadil ( 24 ), warga jalan Kualan, Kampak, Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ( Babel ) raup cuan dari jual layang-layang Goeng.
Hal itu diperolah Jumadil dari hal iseng yang dilakukannya.
Berawal dari sekadar memanfaatkan waktu luang membuatkan layang-layang untuk keponakannya, ternyata berbuah manis, layang-layang yang dibuatnya banyak diminati oleh banyak orang.
Warga yang tinggal di jalan Kulan, Kampak itu mengisahkan, awalnya setelah memutuskan berhenti bekerja bulan lalu ia hanya sekedar iseng memposting layang-layang berukuran lebih dari 1 meter, atau biasa disebut layang-layang goeng buatannya, ke media sosial.
"Tapi ternyata banyak yang telfon, bilang mau pesan. Sekarang, sampai kualahan, karena sehari maksimal hanya bisa membuat dua layang-layang," kata Jumadil ketika ditemui Bangkpos.com, Kamis (10/8/2023).
Sambil sibuk meraut batang bambu berukuran besar menjadi bagian-bagian lebih kecil, Jumadil menyampaikan, bermodal bambu yang diambil dari laham milik mertua dan kertas kurang lebih Rp4 ribu per buah ia bisa menjual layang-layang dengan harga ratusan ribu.
"Saya jualnya, hanya Rp130 ribu, untuk layang-layang goeng ini, padahal yang lain, banyak yang lebih mahal. Bagi saya sudah mahal, karena modal saya paling cuma kertas," ucap jumadil.
Baca juga: Arto Bercucuran Air Mata saat Orasi di Kantor Bupati Belitung: Dulunya Kami Berkebun, Kini Dirampas
Baca juga: Jadwal Seleksi CPNS - PPPK 2023, Cek Tahapan Pendaftaran Mulai 17 September dan Link Unduh Lampiran
Baca juga: Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 Halaman 176 Kurikulum Merdeka
Ia juga menambahkan, sudah sejak SD mempunyai hobi bermain sekaligus bermain layang-layang, bersama teman-temanya di kampung.

"Sampai dulu sering kena marah. Karena kalau pas cuaca seperti sekarang ini, tiap hari main layang-layang, itu juga buat sendiri (layang-layangnya)," ujarnya.
Butuh ketekunan
Lebih lanjut, saat membuat layang-layang memang membutuhkan ketekunan dan ketelitian agar hasilnya sesuai dan juga bisa diterbangkan sehingga pembeli tidak merasa kecewa.
"Dari awal, bambu juga harus dipilih, di jemur, tapi tidak boleh terlalu kering. Karena kalau kering mudah patah. Paling susah membuat kerangkanya, agar ia dari awal sudah seimbang, tidak berat ke kanan atau kiri. Terus, kalau kami menyebutnya tali elang, juga harus sesuai," timpalnya.
Siapa sangka, pada waktu masuk musim kemarau atau juga disebut musim layang-layang seperti saat ini, Jumadil bisa meraup cuan dengan bermodalkan keahliannya membuat layang-layang goeng.
"Sekarang kalau mau pesan harus nunggu beberapa hari. Karena manual, diukur, jadi lumayan lama pekerjaannya," pungkasnya.
Baca juga: Spesifikasi dan Harga OPPO Reno 10 Pro Plus 5G, Dibanderol Rp 10 Jutaan
Baca juga: Biodata Rizal Ramli, Eks Menkeu yang Kritik Jokowi Habis-Habisan saat Demo Buruh
Baca juga: Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 Halaman 17-18 Tema Pamflet Wisata, Kurikulum Merdeka

(*/Rifqi Nugroho/)
HUT ke 268 Kota Pangkalpinang Hari Ini, Begini Cikal Bakal Ibukota Bangka Belitung Ini |
![]() |
---|
Pemuda Nekat Curi Katalis Knalpot di 12 Lokasi di Pangkalpinang Demi Judi Online dan Sabu |
![]() |
---|
Mulai 2026 Pemkot Pangkalpinang akan Bangun Sekolah Rakyat di Air Kepala Tujuh |
![]() |
---|
Gubernur Bangka Belitung Sidak Poskamling, Upayakan Tambah Fasilitas untuk Tingkatkan Pemantauan |
![]() |
---|
Sejarah Pangkalpinang hingga jadi Ibu Kota Provinsi Diceritakan PJ Wali Kota di Upacara HUT ke-268 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.