Lagi, Hamas Bebaskan 2 Sandera Lansia, Kali ini Asal Israel Setelah Mediasi Qatar dan Mesir

Pembebasan sandera pertama terjadi pada Jumat (20/10/2023), ketika Hamas membebaskan dua wanita berkewarganegaraan Amerika Serikat (AS), Judith ...

The Time of Israel
Nurit Cooper (kiri) and Yocheved Lifshitz. Mereka ada dua sandera Hamas asal Israel yang telah dibebaskan pada Senin (23/10/2023). 

“Jika tentara kita masuk, banyak orang akan mati, termasuk para sandera,” lanjutnya.

Selama kunjungan Presiden AS Joe Biden pada pekan lalu, AS menekan Israel untuk menunda serangan darat untuk memberi lebih banyak waktu untuk menjamin pembebasan sandera.

Baca juga: Biodata Gigi Hadid, Dukung Palestina Malah Disentil Pemerintah Israel: Sudah Tidur Seminggu Terakhir

Baca juga: Biden Kunjungi Israel Setelah Ledakan di RS Baptis Al-Ahli Gaza, Saat Tiba Langsung Peluk Netanyahu

Baca juga: Tanggapan Gibran soal Ahok yang Meragukannya Jadi Cawapres Prabowo: Biar Warga yang Nilai

Sementara itu Israel dituduh mengabaikan kehidupan warga Palestina di Gaza ketika menanggapi serangan Hamas.

Israel memutus akses terhadap makanan, air, bahan bakar, dan listrik di Gaza serta memblokade wilayah itu.

Sebelumnya, Hamas menangkap lebih dari 200 orang, termasuk warga Israel dan berkewarganegaraan ganda, dalam serangan di Israel selatan pada Sabtu (7/10/2023).

Lebih dari 1.400 warga Israel tewas dalam serangan itu.

Sementara itu, Israel membalas serangan Hamas dengan membombardir Gaza pada hari yang sama dan masih berlangsung saat ini.

Israel menargetkan penghancuran Hamas dan sistemnya di Gaza.

Serangan Israel di Gaza hingga hari ini, Selasa (24/10/2023), menewaskan lebih dari 4.650 warga Palestina dan lebih dari 14.000 orang terluka.

Klaim ada 222 orang disandera

Militer Israel pada Senin kemarin mengungkap jumlah sandera Hamas yang dikonfirmasi menjadi 222 orang.

Mereka ditangkap ketika orang-orang bersenjata Hamas menyeberangi perbatasan dan menyerang komunitas kibbutz, kota-kota dan pangkalan militer di Israel selatan.

Para pejabat Israel mengatakan bahwa serbuan Hamas menewaskan 1.400 orang, menjadi serangan terburuk yang pernah terjadi di negara itu.

Israel kemudian membalas dengan kampanye pengeboman yang menurut otoritas kesehatan Gaza yang dikelola Hamas telah menewaskan lebih dari 5.000 orang.

Para sandera yang berasal dari berbagai negara telah menjadi isu utama bagi pemerintah Israel untuk membenarkan pengeboman terhadap "target Hamas" di Gaza.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved