Berita Bangka Selatan

Gelar Program DMS di Pulau Terluar di Bangka Selatan, Kodim Gencar Tekan Stunting

Upaya intervensi stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak terus dilakukan oleh jajaran Kodim/0432 Bangka Selatan.

Penulis: Ajie Gusti Prabowo |
Ist/Kodim 0432 Bangka Selatan
Sejumlah peserta didik saat mendapatkan makanan program dapur masuk sekolah yang digagas Kodim 0432/Bangka Selatan di SD Negeri 5 Penutuk, Jumat (3/11/2023). 

POSBELITUNG.CO, BANGKA - Upaya intervensi stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak terus dilakukan oleh jajaran Kodim/0432 Bangka Selatan.

Langkah itu untuk membantu pemerintah setempat dalam menyukseskan program nasional. Utamanya guna mencapai target penurunan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024.

Kali ini Kodim 0432/Bangka Selatan melalui Koramil 043-03/Lepar kembali menggelar program Dapur Masuk Sekolah atau DMS di pulau terluar di Kabupaten Bangka Selatan. Dengan lokus di SD Negeri 5 Penutuk, Desa Penutuk, Kecamatan Lepar.

Kasdim 0432/Bangka Selatan, Mayor Arm Frengky Triwibowo mengungkapkan, kegiatan DMS merupakan program unggulan Kodam II Sriwijaya. Program yang berkesinambungan sangat diperlukan untuk mendeteksi masalah gizi anak-anak sejak dini. Sekaligus dalam membantu meningkatkan kesehatan anak-anak di daerah itu.

"Langkah ini sebagai wujud peduli TNI Angkatan Darat dalam membantu meningkatkan gizi anak-anak, terutama di lokasi terpencil," kata Frengky di Toboali, Sabtu (4/11).

Frengky menyebutkan, tujuan program ini untuk membantu mencegah angka kekurangan gizi pada anak-anak. Seraya mendukung upaya pemerintah dalam program yang dahsyat yaitu Indonesia emas 2045.

Di mana diyakini Indonesia mempunyai keuntungan surplus populasi, karena pada saat itu usia produktif paling banyak di Indonesia.

Jika anak-anak usia sekarang ini sehat, cerdas, tentunya pada 2045 akan bisa tumbuh dengan baik. Mereka akan menjadi generasi yang mampu memimpin Indonesia dalam segala aspek bidang kehidupan. Dampak yang terjadi bila anak-anak kekurangan gizi tentu berpengaruh pada kualitas diri anak.

"Program dapur masuk sekolah ini menyediakan makanan untuk anak-anak sebanyak 175 orang. Dengan menu utama nasi putih, sayur sop, tempe, telur, buah serta ditambah dengan susu dan air mineral," papar Frengky.

Lanjut dia, untuk mengatasi kekurangan gizi tidak perlu dengan biaya yang mahal. Namun dengan memberikan makanan tradisional Indonesia sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi. Makanan tradisional Indonesia banyak mengandung protein, karbohidrat yang baik untuk tumbuh kembang anak.

Oleh karenanya program DMS akan terus dilakukan ke depannya. Pihaknya mengajak seluruh elemen bekerja sama dan bersinergi mendukung upaya yang dilakukan pemerintah.

"Tujuan kegiatan ini adalah untuk menurunkan angka stunting pada anak balita. Untuk saat ini di berikan kepada anak-anak tingkat SD. Ini merupakan kelanjutan dari pemberian asupan makanan bergizi pada balita dan semoga bermanfaat bagi anak-anak kita semua," ucapnya.

Kepala SD Negeri 5 Penutuk, Sutriyo turut mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh jajaran TNI. Di mana di wilayah kepulauan, SD N 5 menjadi satu-satunya sekolah yang pertama kali dijadikan lokus program dapur masuk sekolah. Dirinya berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan ke depannya.

"Kami sangat merasa bangga karena dengan kegiatan ini dapat mendekatkan hubungan antara kami sekolah, warga sekolah khususnya dengan bapak-bapak tentara," ujar Sutriyo. (u1)

Baru 59 Persen Posyandu Aktif

RATUSAN Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu terdapat di delapan kecamatan yang ada di Kabupaten Bangka Selatan. Dari jumlah itu hanya beberapa kecamatan yang layanan Posyandu aktif secara 100 persen.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bangka Selatan, Ervina menyebut, keberadaan Posyandu yang semakin meningkat di daerah itu dari tahun ke tahun.

Hal ini menandakan sinyal positif dalam peningkatan pemberdayaan masyarakat. Tercatat hingga saat ini jumlah Posyandu yang memberikan pelayanan per bulan September 2023 sebanyak 122 unit yang tersebar di delapan kecamatan.

"Memang keberadaan posyandu di Bangka Selatan terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan peningkatan dalam pemberdayaan masyarakat," kata dia di Toboali, Jumat (3/11/2023).

Ervina mengakui, dari penambahan Posyandu tersebut belum semuanya dapat memberikan pelayanan secara aktif. Dari total 122 Posyandu yang ada, 59 persen Posyandu di antaranya merupakan Posyandu aktif.

Jumlahnya Posyandu aktif mencapai 72 unit posyandu yang tersebar di delapan kecamatan. Sedangkan untuk 50 unit posyandu lainnya saat ini dengan kondisi tidak aktif secara sempurna.

Posyandu aktif adalah Posyandu yang mampu melaksanakan kegiatan utamanya secara rutin setiap bulan. Mulai pemberian pelayanan kesehatan terhadap bayi, balita, ibu hamil, ibu nifas, imunisasi, pelayanan KB, penyuluhan gizi serta, pencegahan dan penanggulangan diare.

Adapun kriteria posyandu aktif terbaru dari Kementerian Kesehatan melakukan kegiatan rutin posyandu minimal 10 kali per tahun. Memiliki minimal lima orang kader.

"Di Bangka Selatan terdapat 122 posyandu di delapan kecamatan. Dengan rincian 72 unit atau 59 persennya merupakan posyandu aktif," ujar Ervina.

Sementara itu sambung dia, saat ini baru terdapat dua Kecamatan yang cakupan Posyandu aktif secara 100 persen. Yakni Posyandu yang ada di Kecamatan Payung dan Kecamatan Pulau Besar. Pencapaian ini tentunya tidak terlepas dari peran aktif masyarakat dan lintas sektor terkait.

"Baru dua kecamatan yang memiliki cakupan posyandu aktif 100 persen. Sudah mencapai kategori posyandu aktif, yaitu Kecamatan Payung dan Kecamatan Pulau Besar," ucapnya. (u1)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved