Pj Gubernur Jabar Dukung Penyebaran Nyamuk Wolbachia, Sebut Aman, Warga Bandung Malah Ada yang Takut
Jadi, metode nyamuk wolbachia ini bagus untuk tekan kasus DBD. Dan pastinya ada keuntungannya serta kami yakin sudah diuji coba Kemenkes, sehingga...
Penulis: Asmadi Pandapotan Siregar CC | Editor: Asmadi Pandapotan Siregar
POSBELITUNG.CO -- Pj Gubernur Jawa Barat ( Jabar ), Bey Machmudin mendukung program dari kementerian kesehatan untuk penyabran Nyamuk wolbachia guna menekan kasus demam berdarah dengue (DBD).
Dukungan tersebut dilakukan sang gubernur lantaran sudah diuji klinis serta bertujuan baik.
Seperti diketahui, nyamuk wolbachia akan disebar di beberapa titik, satu di antaranya di Kota Bandung, Jawa Barat.
Nyamuk wolbachia sendiri merupakan nyamuk aedes aegypti yang diinfeksi bakteri wolbachia dan berguna untuk menekan kasus demam berdarah dengue (DBD).
Program dari Kementerian Kesehatan ini pun tak lepas dari pro dan kontra.
Banyak masyarakat yang takut akan adanya penyakit lain yang menyertai disebarnya nyamuk tersebut.
Namun, Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin tetap mendukung program tersebut lantaran sudah diuji klinis serta bertujuan baik.
Baca juga: Ketua KPK Firli Bahuri Jadi Tersangka Kasus Dugaan Pemerasan pada SYL, Terancam Penjara Seumur Hidup
Baca juga: Mahasiswa Asal Medan Tewas di Kosan Bali, Pemilik Kos Curiga Banyak Lalat dan Darah
Baca juga: Boikot Merek Barat Melanda Timur Tengah, Berhasil Turunkan Jumlah Pelanggan, Coca Cola Tersingkir
"Jadi, jangan terlalu reaktif, karena telah diuji dahulu sebelumnya," ujarnya, kemarin.
Saat ini, Jabar masih menghadapi ancaman DBD.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, kasus DBD di Jabar periode Januari sampai September 2023 ada sebanyak 13.844 kasus dengan angka kematian 90 orang.
Sementara, Kota Bandung itu menjadi daerah paling banyak terdapat kasus DBD, yakni 1.670 kasus, disusul Kabupaten Bogor 1.263 kasus, kota Bekasi 1.125 kasus, dan Sumedang 965 kasus, serta Kota Bogor 951 kasus.
"Jadi, metode nyamuk wolbachia ini bagus untuk tekan kasus DBD. Dan pastinya ada keuntungannya serta kami yakin sudah diuji coba Kemenkes, sehingga dipastikan aman," katanya.
Ketakutan Warga Bandung
Hadirnya nyamuk wolbachia untuk menekan kasus DBD menuai pro dan kontra di masyarakat karena informasi yang didapatkan masih simpang siur.
Banyaknya kabar hoaks yang beredar pun membuat masyarakat merasa takut dengan kehadiran dari nyamuk wolbachia ini.
Seperti yang diungkapkan oleh Maulidiani (28), warga Cibiru. Dia mengaku belum tahu betul apa itu nyamuk wolbachia.
"Setiap cari info di media sosial kebanyakan isinya malah nakutin, apalagi kalau baca komentar. Banyak yang bilang ini kan nyamuk buatan Bill Gates. Tapi saya juga kurang paham apa itu maksudnya. Cuma takut saja kalau jadi penyakit yang aneh-aneh. Kan pandemi baru beres, ada cacar monyet, jadi bikin takut," kata Maulidiani saat dihubungi Tribun Jabar, Kamis (23/11/2023).
Ibu satu orang anak ini mengatakan ketika ada jenis penyakit baru, hal yang dikhawatirkan adalah sang anak karena masih berusia dua tahun.
Baca juga: Harga HP OPPO A17k Resmi Turun Rp 300.000 di November 2023, Cek Spesifikasinya
Baca juga: Martoni Cium Tangan Ibu Sebelum Sidang Eksepsi dan Bantahan Penasihat Hukum: Dakwaan JPU Tak Cermat
Baca juga: Ketua KPK Firli Bahuri Jadi Tersangka Kasus Dugaan Pemerasan pada SYL, Terancam Penjara Seumur Hidup
"Kalau punya anak kecil kan jadi banyak khawatir, daya tahan tubuh mereka belum kuat. Jadi saya berusaha untuk menekuni gaya hidup sehat bersih untuk keluarga supaya tidak terjangkit penyakit," ucapnya.
Informasi mengenai nyamuk wolbachia juga masih awam bagi Tina (38) warga Mohammad Toha.
Ibu rumah tangga dua anak ini mengatakan, ia mendengar kabar mengenai nyamuk wolbachia dari grup WhatsApp grup dan obrolan ibu-ibu di sekolah.
"Katanya nyamuk wolbachia aman untuk menurunkan kasus DBD. Tapi ya namanya nyamuk memang ada yang aman? Apalagi dimasukin virus yang enggak tahu nanti virusnya bermutasi jadi apa," ujarnya.
Meskipun nyamuk wolbachia ini tidak lagi memiliki virus dengue, tetapi ia merasa khawatir akan dampak jangka panjang dari pelepasan ternak nyamuk wolbachia.
"Mungkin bisa menekan angka DBD, tapi dampak jangka panjangnya seperti apa? Apa bisa menjadi wabah atau jadi pandemi seperti tahun-tahun sebelumnya? Kita kan enggak pernah tahu virus itu bisa bermutasi jadi apa," ucapnya.
Warga Dago, Nur Khansa (29), mengatakan, kebanyakan informasi yang menakutkan lebih banyak dan mudah ditemukan di media sosial.
"Kalau baca artikel berita saya bisa dapat informasi yang lebih lengkap tentang apa itu nyamuk wolbachia dan dampaknya apa. Tetapi kalau cari informasi di media sosial isinya menyeramkan semua, bahkan ada yang katanya anak kecil sampai radang otak gara-gara nyamuk ini," kata Khansa.
Sebagai masyarakat yang terkoneksi dengan media sosial setiap hari, Khansa mengatakan tidak mudah untuk memilah dan memilih informasi yang didapatkan tentang nyamuk wolbachia ini karena semuanya bisa didapatkan secara bersamaan.
"Jujur sih agak khawatir karena masih belum tahu juga ini tuh nyamuk apa kok diternak? Dampak jangka panjangnya seperti apa? Negara lain seperti Singapura menolak, kok Indonesia tetap disebarkan? Apa memang aman?" ujarnya.
Ia pun mengatakan sebaiknya pemerintah gencar melakukan sosialisasi akan nyamuk wolbachia ini supaya masyarakat tidak merasa khawatir dan termakan berita yang menyimpang.
Baca juga: Biodata Raffi Ahmad, Suami Nagita yang Berani Tantang Ariel Noah di Ring Tinju: Soon, Desember 2023
Baca juga: 20 Contoh Soal dan Kunci Jawaban Pilihan Ganda PAT, PAS, UAS PJOK Kelas 8 SMP/MTs
Baca juga: 60 Contoh Soal dan Kunci Jawaban Pilihan Ganda PAT IPS Kelas 7 Semester 2
Dampak Gigitan Nyamuk Wolbachia
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengadopsi inovasi teknologi Wolbachia sebagai upaya untuk mengurangi penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia.
Sebelumnya, percobaan penyebaran nyamuk yang telah diinfeksi oleh Wolbachia telah dilakukan di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul pada tahun 2022.
Dengan hasil positif, di wilayah yang mendapat penyebaran Wolbachia terbukti efektif dalam menekan kasus demam berdarah sebesar 77 persen dan mengurangi proporsi pasien yang dirawat di rumah sakit sebanyak 86 persen.
Tetapi, apakah ada perbedaan efek gigitan dengan nyamuk biasa?
Pada webinar yang diselenggarakan oleh PB IDI dengan tema "Mengenal Wolbachia dan Fungsinya untuk Mencegah Demam Berdarah" pada Senin (20/11/2023), peneliti nyamuk ber-Wolbachia Universitas Gadjah Mada, Dr. Riris Andono Ahmad menjelaskan mengenai efek dari gigitan nyamuk ini tidak berbahaya.

Bakteri Wolbachia hanya bisa bertahan di sel tubuh serangga
Riris menjelaskan bahwa bakteri Wolbachia hanya dapat bertahan di dalam sel tubuh serangga.
"Bakteri Wolbachia tidak dapat memasuki tubuh manusia, karena bakteri ini secara khusus hanya dapat bertahan di dalam sel tubuh serangga," kata Riris.
"Oleh karena itu, ketika keluar dari sel tubuh serangga tersebut bakteri tersebut akan mati," sambungnya.
Sebagai contoh, Riris menyebutkan bahwa jika nyamuk menggigit dan bakteri Wolbachia berada di ludah bakteri tersebut tidak dapat bertahan di ludah karena tidak berada dalam sel.
"Kemungkinan ada di sel kelenjar ludah, tetapi bakteri tersebut tidak dapat keluar dari selnya," ungkapnya.
Riris menegaskan bahwa ketika nyamuk menggigit manusia bakteri Wolbachia tidak dapat menular ke manusia atau berpindah ke tempat lain. Penularannya terbatas hanya melalui proses perkawinan.
Meski tetap gatal tidak lagi tularkan DBD Seiring dengan itu, Prof. DR Adi Utarini, M Sc, MPH, PhD, peneliti Bakteri Wolbachia dan Demam Berdarah dari Universitas Gadjah Mada, juga menyatakan bahwa efek samping yang dialami bukan berasal dari bakteri Wolbachia melainkan dari gigitan nyamuk itu sendiri.
"Dan ini bervariasi dari satu orang ke orang lainnya. Ada yang mengalami bentol-bentol dan ada yang tidak," kata dr Utarini.
"Meskipun efek gatal dan munculnya bentol tetap sama yang membedakan adalah nyamuk Wolbachia ini tidak lagi menularkan virus dengue" pungkasnya.
(*/ Tribunnews.com/ Kompas.com )
Dedi Mulyadi Tegas! Knalpot Brong Dilarang Total di Jawa Barat |
![]() |
---|
VIDEO: Dedi Mulyadi Sebut Rakyat dan Pemerintah Koruptif, Gubernur Jabar Klarifikasi |
![]() |
---|
Kebijakan Gubernur Dedi Mulyadi Sebabkan Lima SMA Swasta di Jabar Tutup Hingga PHK guru |
![]() |
---|
Kisah Pilu Raya, Sosok Balita di Sukabumi Meninggal Gara-gara Cacing Bersarang di Tubuhnya |
![]() |
---|
Dedi Mulyadi Semprot Sekda Herman Suryatman, Wagub Jabar Bereaksi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.