Berita Belitung
Kasus DBD Melonjak di Belitung, Dokter Spesialis Anak Bahas Vaksin dan Nyamuk Wolbachia
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung hingga 15 Desember 2023 telah terjadi 511 kasus dengan sembilan di antaranya meninggal dunia.
Penulis: Adelina Nurmalitasari |
POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD) terus terjadi.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung hingga 15 Desember 2023 telah terjadi 511 kasus dengan sembilan di antaranya meninggal dunia.
Dari kasus meninggal dunia, enam di antaranya terjadi pada anak-anak dan satu bayi baru lahir.
Dokter Spesialis Anak RSUD Marsidi Judono dr. Daniel Suryadinata mengatakan bahwa kasus DBD di Belitung memang harus diwaspadai, karena tingkat kematian kasus (CFR) 1,76, lebih tinggi dari target Kemenkes maksimal 1.
"Langkah preventif 3M yang dilakukan berpuluh-puluh tahun, hanya ibarat menggarami lautan, dana terbuang sia-sia karena masalah utamanya pengendalian vektor secara permanen. Yang dilakukan 3M seperti fogging dan pemberian bubuk abate itu hanya sementara," katanya, dalam rapat dengar pendapat membahas soal penanganan DBD di DPRD Belitung, Senin (18/12/2023).
Menurutnya, memang ada vaksinasi atau imunisasi yang diberikan untuk mencegah DBD.
Ada dua jenis vaksin DBD yakni Dengvaxia dan terbaru ada QDenga.
Namun langkah pencegahan melalui imunisasi baru dapat dinilai efektif jika kekebalan terjadi secara komunal, bukan individu. Hingga saat ini, Kemenkes memang belum menyediakan vaksin DB karena biaya yang tinggi.
Daniel menilai, adanya inovasi nyamuk ber-wolbachia dalam penanggulangan DBD menjadi terobosan yang baik dan bersifat permanen dengan mengendalikan vektor nyamuk Aides aegypti sehingga nyamuk bebas virus dengue.
Dia menjelaskan, bakteri Wolbachia dalam alam sudah ada, cuman jumlahnya terbatas, makanya oleh laboratorium dikembangkan. Nyamuk Aides aegypti ber-wolbachia disebarkan ke populasi dengan harapan terjadi penyebaran.
Ujicoba Kemenkes dengan mencegah DBD dengan nyamuk ini sudah dilakukan di lima kota. Ujicoba ini pun memang masih diwarnai penolakan oleh masyarakat sehingga Dinas Kesehatan perlu mendalami lebih lanjut.
"Memang ada resistensi dari masyarakat, sehingga tidak jadi dilaksanakan. Namun dari website Kemenkes mereka nampaknya bersemangat untuk mendukung ke daerah yang ingin ikut serta dan berpartisipasi (ujicoba nyamuk Wolbachia)," lanjutnya.
Daniel menjelaskan gejala DBD akan terjadi dalam kurun 4-7 hari setelah terkena gigitan nyamuk. Kemudian ada empat derajat atau tingkat penyakit. Derajat pertama pasien menunjukkan gejala ringan berupa demam yang harusnya cukup ditangani di puskesmas.
Barulah pada derajat 2-4 biasanya dibarengi fase kritis yang mana pasien merasa sakit walau demam turun. Kondisi ini juga di bareng dengan trombosit yang menurun.
"Kendala kita tidak bisa tahu pasien berada di derajat berapa. Makanya kalau ada demam langsung minta dirawat, sehingga menyebabkan RSUD penuh. Kami minta kuratif tingkat awal di puskesmas. Kalau pasien demam 1-3 hari dievaluasi di puskesmas, kalau hari keempat perlu dirawat di rumah sakit," ujarnya.
Pawai Pembangunan Belitung 2025 Digelar Mulai Pukul 9 Pagi, 83 Peserta Sudah Mendaftar |
![]() |
---|
Produk Madu Asli Aok Be Lapas Tanjungpandan Belitung Resmi Kantongi Sertifikat Halal |
![]() |
---|
Wabup Belitung Ingin PDAM Dikelola Secara Baik, Syamsir: Masak Jual Air Rugi |
![]() |
---|
Pelantikan Kades Terong Hari Ini, Kadis DPPKBPMD Belitung Titip PADes Pariwisata |
![]() |
---|
Seleksi Direktur PDAM Belitung Segera Dibuka, Syamsir Ingatkan Jangan Asal-Asalan Urus Air Bersih |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.