Berita Bangka Selatan

Puluhan Orang di Bangka Belitung Diterkam Buaya, Kali ini Tangan Kanan Aryo Putus Digigit Predator

Ketika jaring ikan diangkat, bukannya ikan yang dapatkan, malah buaya yang melompat keluar dari dasar sungai.

istimewa
ILUSTRASI seorang ibu syok lihat anaknya diterkam buaya, sang ibu langsung bertarung selamatkan putrinya.(pixabay) 

“Tadi dibantu warga sekitar, saat ini korban bersama perangkat Desa Delas berada di RSUD Abu Hanifah Bangka Tengah untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut,” ucapnya.

Puluhan Orang di Babel Diterkam Buaya

Pada Oktober 2021 lalu, Ketua Yayasan Konservasi Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Alobi Foundation Bangka Belitung, Langka Sani menyebut, setidaknya dalam rentang kurun waktu lima tahun terakhir sudah puluhan laporan orang menjadi korban serangan buaya.

Berdasarkan data dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan Wilayah Bangka mencatat, sejak Tahun 2016 sampai 2021 sebanyak 72 orang menjadi korban keganasan buaya di Bangka Belitung.

"Untuk data kematian atas serangan buaya yaitu itu sudah 22 orang selama kurun waktu berapa tahun ini. Dalam dua bulan terakhir setidaknya sudah terdapat tiga korban jiwa," kata dia, Rabu (20/10/2021) silam.

Baca juga : Biodata Eva Manurung, Nenek Tiga Cucu ini Kecewa Diputusin Berondong, Sebut Jordan Tak Profesional

Langka Sani mengatakan, konflik buaya dan manusia yang sering terjadi di Bangka Belitung bisa dipicu oleh banyak hal, mulai manusia yang masuk ke teritorial buaya ataupun sebaliknya.

Bahkan yang turut memperparah keadaan adalah kerusakan habitat buaya yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia itu sendiri. Dimana dengan melakukan pertambangan timah inkonvensional yang sampai menjarah daerah aliran sungai sehingga tercemar.

Hal itu juga yang membuat buaya semakin terdesak karena cadangan makanan mereka semakin menipis di habitat aslinya. Lantaran aktivitas perburuan yang mulai marak sekali di Bangka Belitung yang kian memperburuk keadaan sampai terjadi gesekan antara buaya dengan masyarakat.

"Di sini buaya tersebut terdesak karena memang habitat mereka telah rusak akibat ulah kita sendiri manusia. Selama kita melakukan rescue terhadap buaya itu, pasti ada aktivitas tambang ilegal yang memang berada di lokasi," beber Langka Sani.

Berkaca dari hal ini, dia meminta pemerintah setempat untuk segera melakukan langkah strategis dengan mengambil upaya mitigasi dengan cara memasang papan imbauan, bahwasannya lokasi tersebut habitat buaya, di samping terus memberikan edukasi terhadap masyarakat.

Baca juga : Biodata Nazril Irham, Pita Suara Rusak Ariel Noah Putuskan Berhenti Bernyanyi, Grup Band ini Pamit

Sementara itu awal Tahun 2023, dipastikan dua warga tewas disambar buaya. Peristiwa terjadi di kawasan Sungai Celau Kelurahan Sungaiselan Kecamatan Sungaiselan Bangka Tengah, Selasa (10/1/2023) islam.

Seorang pria bernama Saidar (40) Warga Desa Kerantai Kecamatan Sungaiselan meninggal dunia akibat keganasan buaya predator sungai tersebut.

Sebelumnya korban keganasan buaya juga terjadi di Aliran muara Sungai Mendo Desa Mendo Kecamatan Mendobarat Kabupaten Bangka.

Muhammad Arpani (24) ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di dasar aliran muara Sungai Mendo Desa Mendo, Kecamatan Mendobarat, Kabupaten Bangka, pada Jumat (6/1/2023). 

Arpani ditemukan sekitar 10 jam usai menghilang setelah diterkam buaya saat korban sedang memancing. 

(Posbelitung.co/Bangkapos.com/Cepi Marlianto)

 

Sumber: Pos Belitung
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved