Berita Bangka Selatan

Dinkes Bangka Selatan Ajak Masyarakat Terapkan Program Jumantik Mandiri, Antisipasi KLB DBD

Di Kabupaten Bangka Selatan, angka DBD dan DD mencapai 158 kasus di mana terdapat dua orang balita meninggal dunia.

Penulis: Ajie Gusti Prabowo | Editor: Novita
Pos Belitung/Adelina Nurmalitasari
Petugas melakukan fogging beberapa waktu lalu. 

POSBELITUNG.CO, BANGKA - Program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan juru pemantau jentik (Jumantik) dinilai sangat efektif untuk mencegah demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD).

Utamanya dalam penerapan 3M+ menguras, menutup dan mengubur selalu tempat penyimpanan air serta memakai losion.

Oleh sebab itu, masyarakat Kabupaten Bangka Selatan diimbau terus menggiatkan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) hingga Juru Pemantau Jentik Mandiri (Jumantik).

Masyarakat juga diimbau lebih peka terhadap kebersihan lingkungan sekitar.

Di Kabupaten Bangka Selatan, angka DBD dan DD mencapai 158 kasus di mana terdapat dua orang balita meninggal dunia.

"Karena PSN masih menjadi cara efektif dalam mengantisipasi kasus DD dan DBD terus meningkat," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB), Kabupaten Bangka Selatan, Slamet Wahidin, Selasa (14/5/2024).

Baca juga: Ini Syarat Mengikuti Pemilihan Bujang Dayang Belitung Timur 2024, Pendaftaran Dibuka hingga 29 Mei

Upaya efektif untuk memberantas dan mencegah penyebaran DBD, kata Slamet, adalah menetapkan satu rumah satu Jumantik.

Jumantik bertugas memantau jentik nyamuk yang ada di sekeliling tempat tinggal. Terutama di tempat-tempat yang biasa menjadi sarang nyamuk seperti di bak mandi karena jarang dikuras, genangan air di sampah kaleng atau plastik kemasan air minum. Sarang nyamuk tersebut hendaknya diberantas dengan segera agar tidak menimbulkan DBD.

Pihaknya juga melalui puskesmas telah menggandeng pelajar untuk menjadi Jumantik di rumahnya masing-masing.

Tugas Jumantik lainnya adalah melakukan 3M+ dan PSN. Plusnya, menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk hingga menanam tanaman pengusir nyamuk.

"Karena dengan satu rumah satu jumantik ini akan berjalan lebih bagus. Khususnya untuk penanganan ataupun pencegahan demam berdarah," terang Slamet Wahidin.

Ia menambahkan, fogging alias pengasapan dinilai kurang efektif dalam pemberantasan DBD. Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, namun tidak dengan jentik nyamuk yang ada di tempat yang menampung air.

Berdasarkan hasil fogging yang dilakukan di sejumlah wilayah masih banyak jentik nyamuk yang tidak mati.

Maka dari itu, PSN lebih digencarkan karena dinilai lebih efektif untuk memberantas nyamuk.

Paradigma preventif lebih diprioritaskan saat ini. Berbagai pihak perlu diajak bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

Halaman
12
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved