Jemaah Haji Belitung Wafat di Tanah Suci

Jemaah Haji Asal Belitung Abdul Rani Rasyid Wafat di Tanah Suci, H Tare: Kami Merasa Kehilangan

H Tare turut hadir melayat di kediaman almarhum Abdul Rani Rasyid, jemaah haji 2024 asal Belitung yang meninggal dunia di tanah suci.

Penulis: Dede Suhendar | Editor: Novita
Posbelitung.co/Dede Suhendar
H Muhtar Motong atau H Tare (kedua dari kanan) hadir melayat di kediaman almarhum H A Rani Rasyid pada Rabu (19/6/2024) malam. 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG - H Muhtar Motong atau akrab disapa H Tare turut hadir melayat di kediaman almarhum Abdul Rani Rasyid, jemaah haji 2024 asal Belitung yang meninggal dunia di tanah suci pada Rabu (19/6/2024).

H Tare sempat terpejam lalu meneteskan air mata, saat menceritakan sosok almarhum yang merupakan sosok sahabat yang sama-sama tergabung di Forum Presidum Bangka Belitung.

Dengan suara sesegukan, Tare menyatakan sangat kehilangan dengan almarhum yang akrab disapa Pak Agok itu.

"Saya sangat kehilangan, karena almarhum ini rekan seperjuangan, sebagai sahabat sekaligus orang tua. Almarhum ini sangat peduli, respons dan perhatian, ini yang tidak banyak dimiliki orang tua," tutur pria yang menjabat sebagai Ketua Forum Presidium Bangka Belitung itu.

Ia menuturkan, almarhum sempat tergabung sebagai aktifis angkatan 66 Kami Kappi, aktif di pemerintahan dan pernah menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Belitung.

Menurutnya, banyak orang tua di Belitung tapi tidak banyak yang peduli dengan kondisi dan situasi Belitung.

Oleh sebab itu, dirinya menilai perjuangan almarhum tidak hanya menjadi kenangan, tapi juga panutan bagi generasi penerus.

Tare juga tak mampu berkata-kata ketika ditanyakan kenangan yang paling berkesan ketika bersama almarhum.

"Banyak kenangan bersama beliau. Karena beliau ini bukan hanya sahabat, tapi orang tua karena memang beliau sahabat orang tua saya," ucapnya.

Tare mengatakan kedekatannya dengan almarhum memang sudah seperti keluarga.

Bahkan empat anaknya ketika menikah, almarhum selalu diposisikan sebagai perwakilan orang tua.

"Jadi kenangan ini terlalu dalam. Memang tidak ada manusia yang sempurna, tapi banyak hal-hal yang istimewa yang kita dapat dari beliau," kata Tare.

Tare juga menilai almarhum sosok yang selalu menjaga silaturahmi.

Terkadang dengan kondisi kesehatan kurang baik, almarhum masih memaksakan untuk hadir di setiap undangan formal maupun non formal.

Oleh sebab itu, Tare berharap sosok almarhum Pak Agok dapat menjadi panutan baik rekan seperjuangan maupun generasi muda.

(Posbelitung.co/Dede Suhendar)

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved