Berita Pangkalpinang

Prevalensi Stunting Cuma 1,24 Persen, Pemkot Pangkalpinang Rampungkan Intervensi Serentak

Pemerintah Kota Pangkalpinang telah merampungkan intervensi serentak pencegahan tengkes (stunting) di daerahnya.

Penulis: Suhendri CC | Editor: Novita
Bangka Pos/Andini Dwi Hasanah
INTERVENSI SERENTAK - Penjabat Wali Kota Pangkalpinang Lusje Anneke Tabalujan melakukan monitoring intervensi serentak pencegahan stunting di Posyandu Mawar 2, Kelurahan Kejaksaan, Kecamatan Taman Sari, Pangkalpinang, Rabu (12/6/2024). 

POSBELITUNG.CO, BANGKA - Pemerintah Kota Pangkalpinang telah merampungkan intervensi serentak pencegahan tengkes (stunting) di daerahnya.

Hasilnya, berdasarkan data terbaru dari E-PPBGM Juni 2024, prevalensi tengkes di Pangkalpinang sebesar 1,24 persen.

Angka ini turun signifikan dibandingkan dengan prevalensi tengkes 2023 berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) yang mencapai 20,7 persen.

"Alhamdulillah, intervensi serentak sudah selesai, penurunan prevalensi stunting ini terlihat di semua kecamatan di Kota Pangkalpinang. Hasil akhir pengukuran yakni 1,24 persen anak ditemukan stunting di Pangkalpinang berdasarkan pengukuran E-PPBGM," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Pangkalpinang, Agustu Afendi, Selasa (16/7/2024).

Intervensi serentak tersebut merupakan upaya untuk melakukan pengukuran ulang angka tengkes yang sebelumnya sangat tinggi.

Langkah ini melibatkan berbagai program dan strategi yang dirancang untuk mengatasi masalah tengkes secara menyeluruh.

"Total anak balita yang diukur sebanyak 16.458, jumlah anak yang mengalami stunting sebanyak 205 anak atau 1,24 persen," ujar Agustu.

Dia menambahkan, sasaran balita (data E-PPGBM) sebanyak 16.565, jumlah balita diukur (E-PPGBM) sebanyak 16.458, persentase balita bermasalah gizi 31,82 persen, dan jumlah balita bermasalah gizi sebanyak 5.250.

Dalam detail balita yang diukur, sebanyak 4.789 balita terdata dalam kondisi normal, tidak mengalami wasting ataupun stunting.

Sebanyak 78 balita memiliki berat badan kurang namun tidak mengalami wasting atau stunting, dan 172 balita kekurangan gizi tetapi tidak mengalami stunting.

Sementara itu, balita yang mendapat tindakan hanya berjumlah 3 orang, yakni dua balita stunting yang dirujuk ke rumah sakit dan satu balita dengan gizi buruk yang juga dirujuk ke rumah sakit.

"Meskipun angka intervensi ini terbilang rendah, kami terus bekerja keras untuk meningkatkan cakupan dan efektivitas program kami. Fokus kami adalah memastikan setiap anak mendapatkan perawatan dan nutrisi yang tepat agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal," tutur Agustu.

(t2)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved