Kabar Belitung Timur

Tips dari OJK Agar Nelayan Tak Mudah Tergiur Pinjaman Online

Terdapat keluhan masyarakat Provinsi Babel mengenai investasi ilegal sebanyak 13 keluhan dan pinjaman online ilegal sebanyak 347 keluhan.

|
Penulis: Rusaidah | Editor: Alza
Istimewa/Dok. OJK
Literasi Keuangan Masyarakat melalui edukasi keuangan bagi nelayan di Auditorium Zahari MZ belum lama ini. 

POSBELITUNG.CO - Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak 1 Januari 2023 hingga 31 Mei 2024, terdapat keluhan masyarakat Provinsi Babel mengenai investasi ilegal sebanyak 13 keluhan dan pinjaman online ilegal sebanyak 347 keluhan.

Hal itu dikatakan Kepala OJK Provinsi Sumatera Selatan dan Bangka Belitung Tito Adji Siswantoro saat acara literasi keuangan masyarakat melalui edukasi keuangan bagi nelayan di Auditorium Zahari MZ belum lama ini.

Tito mengatakan, sejumlah keluhan itu di antaranya korban banyak mengeluhkan perilaku penagihan dan keberatan pencairan pinjaman tanpa persetujuan.

Karena itu dia mengimbau agar masyarakat berhati-hati apabila mendapatkan penawaran produk layanan jasa keuangan baik itu investasi maupun pinjaman berbasis online.

Masyarakat harus terlebih dahulu memastikan 2L yaitu Legal dan Logis.

"Jangan mudah tergiur, pastikan aspek legalitasnya apakah berizin dari OJK dengan mengeceknya melalui Kontak OJK di nomor telepon 157 atau melalui layanan Whatsapp di nomor 081157157157.

Lalu waspadai aspek logisnya jika imbal hasil atau bunga yang ditawarkan tidak masuk akal dengan membandingkan pada rata-rata di produk atau layanan keuangan berizin di OJK," kata Tito.

Tito menyatakan, banyak potensi ekonomi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan juga banyak wilayah Indonesia lainnya yang belum bisa berkembang secara maksimal.

Salah satunya dikarenakan kurangnya pemahaman dan akses keuangan masyarakat.

"Kegiatan edukasi juga rutin dilakukan kepada beragai lapisan masyarakat salah satunya yang kita hadiri hari ini.

Melalui kegiatan pada hari ini diharapkan masyarakat kita terutama nelayan dapat semakin peka terhadap keuangan pribadi dan juga layanan jasa keuangan lainnya yang sekiranya tepat dalam menunjang kegiatan sehari-hari," kata Tito.

Namun diakui Tito, meskipun kegiatan literasi dan edukasi keuangan telah dilaksanakan secara masif di berbagai daerah baik perkotaan maupun perdesaan, masyarakat belum sepenuhnya terhindar dari jerat investasi ilegal, pinjaman online ilegal dan judi online.

Karena itu pihaknya gencar melakukan pelatihan literasi keuangan kepada sejumlah pihak, seperti perangkat desa hingga nelayan.

"Semoga dengan gencarnya edukasi literasi keuangan ke masyarakat, bisa menekan atau meminimalisir korban akibat kesalahan langkah finansial," kata Tito.

(s1/posbelitung.co)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved