Berita Bangka Selatan

30.890 Ha Lahan di Bangka Selatan Kondisi Kritis

Seluas 30.890 hektare lahan di Kabupaten Bangka Selatan terdata menjadi lahan kritis dan perlu penanganan.

Penulis: Ajie Gusti Prabowo | Editor: Teddy Malaka
zoom-inlihat foto 30.890 Ha Lahan di Bangka Selatan Kondisi Kritis
Istimewa
Ketua POBSI Kabupaten Bangka Selatan, Hefi Nuranda.

POSBELITUNG.CO, BANGKA - Seluas 30.890 hektare lahan di Kabupaten Bangka Selatan terdata menjadi lahan kritis dan perlu penanganan. Jumlah tersebut menyumbang sebesar 18,48 persen lahan kritis yang ada di tujuh kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dari total kurang lebih 167.065 hektare. Luasnya lahan kritis tersebut lantaran masifnya alih fungsi lahan, baik menjadi area pertambangan timah, kawasan perumahan maupun bangunan komersial lainnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bangka Selatan, Hefi Nuranda mengatakan, luasan lahan dalam kondisi kritis terus meningkat setiap tahunnya. Sampai bulan Juli 2024 ini total terdapat 30.890 hektare lahan di daerah itu dalam kondisi kritis. Bahkan 342 hektare lahan di antaranya dalam kondisi sangat kritis dan harus segera membutuhkan penanganan.

"Lahan kritis di Kabupaten Bangka Selatan cukup tinggi mencapai 30.890 hektare. 342 hektare di antaranya dalam kondisi sangat kritis," ujar Hefi Nuranda, Selasa (23/7).

Hefi Nuranda memaparkan, luasan lahan kritis yang berada di Kabupaten Bangka Selatan mayoritas berada di kawasan wilayah hutan maupun di luar hutan. Baik di bawah kesatuan pengelolaan hutan lindung (KPHL) dan kesatuan pengelolaan hutan produksi (KPHP).

Lahan kritis tersebut tersebar merata di delapan kecamatan, akan tetapi dengan luasan lahan paling banyak berada di Kecamatan Toboali. Luasan lahan kritis itu diakibatkan berbagai macam aktivitas manusia, bahkan sebagian besar diakibatkan dari kegiatan tambang timah.

Sementara selebihnya imbas aktivitas perambahan hutan ilegal, serta pengelolaan lahan yang tidak sesuai aturan konservasi dan alih fungsi lahan. Baik menjadi ladang, perkebunan, permukiman dan lain sebagainya. "Memang banyak terdapat di beberapa kawasan hutan. Hampir di semua kecamatan ada, tetapi yang paling dominan memang di Kecamatan Toboali," jelas Hefi Nuranda.

Guna mengantisipasi lahan kritis semakin bertambah lanjut dia, sejak tahun 2023 pemerintah terus melakukan upaya rehabilitasi lahan kritis. Total lahan seluas 269,72 hektare atau 0,87 persen lahan telah dilakukan rehabilitasi secara bertahap di 23 titik lokasi. Tak hanya itu, sebanyak 4.133 bibit telah ditanam di kawasan lahan kritis dari program penghijauan dan 246.339 bibit melalui reboisasi.

"Alhamdulillah saat ini indeks kualitas lingkungan hidup di Kabupaten Bangka Selatan mencapai 65,36 poin. Artinya, dalam kondisi sedang," ungkapnya.

Meskipun begitu kata Hefi, guna mengantisipasi krisis lingkungan hingga mengurangi kritis lahan perlu kolaborasi semua pihak serta seluruh pemangku kepentingan. Pihaknya mengajak masyarakat untuk melakukan upaya penanaman di pekarangan maupun di lingkungan sekitar.

"Ke depan kita targetkan setiap desa melalui perwakilan desa untuk melakukan reklamasi. Selama ini penanaman mungkin reboisasi juga telah dilakukan," pungkas Hefi Nuranda. (u1)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved