TNI Tembak TNI di Belitung

Cerita Nenek Nor, Dititipi Mobil Fortuner oleh Sertu Hendri yang Kabur dari Kejaran

Mobil Toyota Fortuner abu-abu gelap berpelat AD 1092 GM itu kini menjadi barang bukti utama dalam pengejaran terhadap Sertu Hendri.

Penulis: Dede Suhendar | Editor: Teddy Malaka
Posbelitung.co/Dede Suhendar
Rumah milik Sudiono di Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang menjadi tempat persembunyian Sertu Hendri dijaga ketat personel gabungan pada Selasa (14/1/2025). 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG — Di sebuah rumah sederhana di Desa Air Seruk, Kecamatan Sijuk, Nenek Nor, seorang wanita berusia 77 tahun, tiba-tiba menjadi saksi pelarian dramatis Sertu Hendri. Mantan anggota TNI AD yang menjadi buronan setelah menembak anggota Subdenpom, Serma Rendi, sempat menitipkan mobilnya di halaman rumahnya.

Pagi itu, saat azan subuh berkumandang, kedatangan Sertu Hendri tidak mengundang kecurigaan dari Nenek Nor. Ia mengenal pria tersebut sebagai anggota TNI yang dulu pernah bertugas di wilayahnya saat ada program TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa).

"Pelaku ini pesannya cuma dua, saya nitip mobil dan mau ke Batam. Karena kenal, saya tidak banyak tanya," ungkap Nenek Nor seperti disampaikan oleh Komandan Subdenpom Persiapan Belitung, Letda Cpm M Jaka Budi Utama.

Mobil Toyota Fortuner abu-abu gelap berpelat AD 1092 GM itu kini menjadi barang bukti utama dalam pengejaran terhadap Sertu Hendri.

Setelah menitipkan mobil, pelaku menghilang begitu saja.

"Nenek ini tidak melihat apakah dia dijemput atau pergi jalan kaki. Usianya sudah sangat tua, 77 tahun, jadi mungkin kurang memperhatikan," tambah Jaka.

Kepala Desa Air Seruk, Prasetya Yoga, menjelaskan bahwa rumah milik Nenek Nor berada di kawasan yang cukup strategis.

Halamannya luas, cocok untuk memarkir kendaraan besar seperti Fortuner.

Mobil Toyota Fortuner milik Sertu Hendri terparkir di Mako Subdenpom Persiapan Belitung pada Senin (13/1/2025).
Mobil Toyota Fortuner milik Sertu Hendri terparkir di Mako Subdenpom Persiapan Belitung pada Senin (13/1/2025). (Posbelitung.co/Dede Suhendar)

Namun, Yoga menegaskan bahwa Nenek Nor tidak terlalu mengenal Sertu Hendri secara pribadi. "Kalau kami biasanya memanggil beliau Nek Nor. Katanya pelaku hanya menitipkan kunci mobil," kata Yoga.

Ketika personel Subdenpom dan Kodim 0414 Belitung menemukan mobil di lokasi tersebut, mereka langsung mengamankannya ke Mako Subdenpom Persiapan Belitung.

"Kami mengambilnya sekitar pukul 12.30 WIB tadi siang," jelas Letda Jaka.

Sebelum mobil ditemukan, tim sempat berpapasan dengan Sertu Hendri dalam perjalanan menuju Desa Air Seruk.

Namun, pelaku berhasil mengelabui tim dengan memutar arah melalui jalan lain.

"Waktu kami putar balik, mobilnya langsung ngebut dan menghilang. Ternyata dia meninggalkan mobil di rumah Nek Nor," ungkap Jaka.

Warga Desa Air Seruk, termasuk Nenek Nor, berharap insiden ini segera berakhir tanpa ada korban tambahan.

Dikepung

Malam yang mencekam di Jalan Kamboja, Kecamatan Tanjungpandan, Belitung, pecah oleh ketegangan antara aparat Subdenpom Persiapan Belitung dan Sertu Hendri, seorang disertir TNI AD yang menjadi buronan sejak 2024.

Insiden ini memuncak pada penyanderaan Serma Rendi, seorang anggota Subdenpom, yang berakhir dengan luka tembak di punggung kiri.

Kejadian itu bermula dari laporan istri siri Sertu Hendri, Minggu (12/1/2025) malam.

"Yang bersangkutan ini diduga menganiaya dan meneror istri sirinya. Setelah dicek, ternyata dia adalah disertir dan DPO," ujar Komandan Subdenpom Persiapan Belitung, Letda Cpm M Jaka Budi Utama.

Berbekal laporan tersebut, Letda Jaka memimpin tujuh personel ke kontrakan Sertu Hendri sekitar pukul 00.32 WIB, Senin (13/1/2025).

Sebelum bergerak, Letda Jaka memberikan pengarahan kepada tim, mengingat informasi bahwa pelaku membawa senjata api.

Ketika tiba di lokasi, suasana segera memanas. Rombongan mengetuk pintu kontrakan dan meminta Sertu Hendri keluar.

Bukannya menyerah, pelaku mematikan lampu rumah dan muncul dengan menodongkan pistol ke arah aparat.

"Dia menodongkan senjata kepada saya dan Pratu Aditya. Kami harus berlindung di balik mobil," ungkap Letda Jaka.

Tembakan peringatan sempat dilepaskan, namun tidak menggoyahkan tekad Sertu Hendri. Justru, dalam situasi genting itu, pelaku berbalik mengejar Serma Rendi yang tidak bersenjata.

Sertu Hendri menjadikan Serma Rendi sebagai tameng manusia. Dengan pistol di tangan, ia memaksa anggota Subdenpom untuk mundur.

"Karena alasan keselamatan anggota, saya memutuskan untuk menarik mundur tim," jelas Letda Jaka.

Pelaku memanfaatkan situasi itu untuk kabur dengan memaksa Serma Rendi mengemudikan kendaraan.

Dalam pelarian itu, Serma Rendi mengalami luka tembak di punggung kiri.

Sekitar pukul 01.30 WIB, pengurus sebuah pesantren mengantar Serma Rendi ke rumah sakit.

Jadi DPO

Nama Sertu Hendri memang bukan asing bagi aparat militer. 

Ia sudah menjadi DPO sejak 2024 setelah disersi dari Korem 042/Gapu, Jambi.

"Penyebab dia disersi itu karena kasus perampokan di Palembang pada 2023. TKP-nya di Palembang, dan dia dijatuhi hukuman satu tahun penjara serta dipecat dari dinas militer," ungkap Letda Jaka.

Sebelum kasus perampokan itu, Hendri sempat bertugas di Kodim 0414 Belitung sebagai Babinsa Desa Aik Pelempang Jaya.

Namun, kariernya di militer dinodai dengan berbagai pelanggaran, termasuk dugaan penipuan jual beli tanah.

Laporan dari istri sirinya menjadi kunci dalam mengungkap keberadaan Hendri di Belitung. 

"Istri sirinya takut karena selalu diancam. Bahkan, pelaku sempat mencarinya ke rumah orang tuanya," kata Letda Jaka.

Setelah tiga minggu bersembunyi di Belitung, jejak Hendri akhirnya terendus.

Namun, dengan senjata api di tangan dan keberanian melukai aparat, ia menjelma menjadi ancaman nyata yang memaksa aparat bekerja ekstra hati-hati.

Suasana Mencekam

Jalan Anwar Aid, Kelurahan Parit, Kecamatan Tanjungpandan, Belitung, berubah menjadi pusat ketegangan pada Selasa (14/1/2024) pagi. Aparat keamanan bersenjata lengkap mengepung sebuah rumah yang diyakini menjadi tempat persembunyian Sertu Hendri, seorang disertir TNI yang menjadi buronan.

Dari pantauan di lokasi, beberapa kali suara tembakan terdengar memecah keheningan, menambah kepanikan di tengah warga sekitar.

“Tembakan itu terdengar sejak pagi,” ujar seorang warga yang menyaksikan peristiwa dari kejauhan.

Penyergapan ini berlangsung di bawah pengamanan ketat. Aparat meminta warga sekitar untuk menjauh demi keselamatan mereka. Sejumlah ruas jalan pun ditutup sementara, menciptakan suasana yang semakin mencekam.

Di tengah situasi tersebut, personel bersenjata lengkap tampak berjaga di setiap sudut, memastikan tidak ada celah bagi Sertu Hendri untuk melarikan diri.

Sertu Hendri, yang sebelumnya masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) karena pelanggaran berat, diduga melakukan perlawanan saat hendak ditangkap.

Ia diketahui terlibat dalam insiden penembakan terhadap anggota Subdenpom Persiapan Belitung, Serma Rendi, yang menjadi puncak pelariannya.

“Saat itu, Hendri melawan ketika akan diamankan, dan terjadilah insiden penembakan,” ungkap salah satu petugas di lokasi.

Sejak pagi, suasana di sekitar lokasi pengepungan dipenuhi dengan ketegangan.

Warga yang penasaran memilih mengamati dari jarak aman, sementara tim aparat keamanan terus berjaga dan berusaha membujuk Hendri untuk menyerahkan diri.

Penyergapan ini menandai babak baru dalam upaya aparat menangkap Hendri, yang telah menjadi buronan sejak 2024. Penutupan jalan dan kehadiran aparat bersenjata menambah suasana dramatis di kawasan tersebut.

“Kami hanya berharap semuanya segera berakhir tanpa ada korban lebih lanjut,” ujar salah satu warga yang diminta meninggalkan area tersebut.

Pengepungan ini diharapkan menjadi akhir dari pelarian panjang Sertu Hendri.

Namun, hingga berita ini ditulis, aparat keamanan masih terus berusaha menangkap buronan yang kini menjadi pusat perhatian publik di Belitung.

Proses Penangkapan

Ketegangan memuncak di kawasan Jalan Anwar Aid, Kelurahan Parit, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Selasa (14/1/2025). Subdenpom Persiapan Belitung bersama Batalyon B Pelopor Satbrimob Polda Kepulauan Bangka Belitung mengepung sebuah rumah. Di dalamnya, Sertu Hendri, mantan prajurit TNI AD yang kini menjadi buronan, diyakini bersembunyi.

Keberadaan Hendri di Belitung bukanlah sebuah kebetulan. Jejaknya terungkap berkat laporan istri sirinya, yang mengaku kerap diancam oleh Hendri.

Rasa takut mendorongnya melapor kepada aparat keamanan, membuka jalan bagi tim Subdenpom untuk melacak lokasi Hendri yang ternyata telah tiga minggu berada di Belitung.

Menurut Komandan Subdenpom Persiapan Belitung, Letda Cpm M Jaka Budi Utama, istri siri Hendri merasa terancam karena sering mendapat ancaman dari mantan prajurit itu. “Istri sirinya takut karena sering diancam. Bahkan, Hendri sempat mencarinya ke rumah orang tuanya,” ujar Jaka.

Laporan ini menjadi titik awal perburuan Hendri di Belitung. Sebelumnya, Hendri sudah masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak 2024 setelah terlibat kasus perampokan di Palembang pada 2023.

Vonis Mahkamah Militer menjatuhkan hukuman satu tahun penjara dan pemecatan dari dinas militer. Namun, Hendri memilih melarikan diri, meninggalkan masa lalunya sebagai prajurit dan menjadi buronan yang berpindah-pindah lokasi.

Jejak Hendri pertama kali tercium di Desa Air Seruk, Kecamatan Sijuk, ketika ia meninggalkan mobil Toyota Fortuner bernomor polisi AD 1092 GM di halaman rumah seorang nenek bernama Nor. Kepala Desa Air Seruk, Prasetya Yoga, mengonfirmasi kejadian itu.

“Beliau warga kami, dan katanya Hendri hanya menitipkan kunci mobil di sana,” kata Yoga.

Namun, kehadiran Hendri di Belitung bukan sekadar urusan mobil yang ditinggalkan. Penelusuran tim Subdenpom mengungkap bahwa ia terus mencari istri sirinya selama berada di daerah itu.

Ketika aparat keamanan mencoba menangkapnya, Hendri justru melawan, memicu insiden penembakan terhadap anggota Subdenpom, Serma Rendi, pada Senin (13/1/2025).

“Informasinya, sejak semalam hingga pagi ini tim masih mencoba membujuk Hendri agar menyerahkan diri secara baik-baik,” ujar seorang warga yang turut menyaksikan pengepungan di Jalan Anwar Aid.

Sebelum menjadi buronan, Hendri sempat berdinas sebagai Babinsa di Desa Aik Pelempang Jaya, Belitung, sebelum dipindahkan ke Korem 042/Gapu, Jambi.

Selama bertugas, ia juga diduga terlibat dalam kasus penipuan jual beli tanah di Belitung. Pelanggaran demi pelanggaran akhirnya membawanya pada keputusan nekat untuk melarikan diri.

“Penyebab dia disersi itu karena kasus perampokan. TKP-nya di Palembang. Ia dijatuhi hukuman oleh Mahkamah Militer, tetapi malah kabur,” jelas Jaka.

Kini, pengepungan di Jalan Anwar Aid menjadi momen krusial dalam perburuan panjang Sertu Hendri. Warga setempat, yang menyaksikan langsung drama penangkapan ini, berharap Hendri segera menyerahkan diri tanpa perlawanan lebih lanjut.

“Mudah-mudahan saja cepat ditangkap,” ujar Kepala Desa Air Seruk, Prasetya Yoga.

Sementara itu, suasana di lokasi pengepungan tetap tegang. Personel gabungan terus berjaga, sementara warga dan awak media mengamati setiap pergerakan. Semua mata tertuju pada akhir kisah pelarian Sertu Hendri, yang berawal dari ancaman terhadap istri sirinya hingga menjadi buronan yang paling dicari di Belitung.(Dede Suhendar/Adelina Nurmalitasari)

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved