Pos Belitung Hari Ini

LIPSUS - Modal Triliunan Rupiah Tapi Masih Tekor, Biaya Tambak Udang Vaname Tak Sebanding Pemasukan

Pengusaha udang vaname di Bangka Belitung menyebut hasil itu tidak sebanding dengan biaya operasional dan modal yang dikeluarkan.

Editor: Novita
Dokumentasi Posbelitung.co
POS BELITUNG HARI INI - Pos Belitung Hari Ini edisi Selasa, 19 Agustus 2025, memuat berita Liputan Khusus - Modal Triliunan Rupiah Tapi Masih Tekor. 

“Realitanya lebih kecil. Udang itu tidak semuanya survive, banyak yang mati sebelum panen. Jadi hasil bersih bisa jauh di bawah hitungan kertas dan harga cenderung akan kembali turun mengingat pasar tidak baik baik saja,” tegas Ali.

Ia mengakui, tambak udang dulu digadang-gadang sebagai pengganti industri tambang di Bangka Belitung.

Namun, menurutnya kenyataan di lapangan berbanding terbalik.

“Kami sudah habis-habisan, tapi ujungnya banyak tekor,” ucapnya.

Lebih jauh, Ali menyebut kini para petambak berada di persimpangan sulit. Jika usaha tambak ditutup, maka semua peralatan yang dibeli dengan harga fantastis akan terbengkalai dan rusak. 

Namun jika tetap dijalankan, Ali Muhti menyinggung pepatah hidup segan mati tak mau.

“Kalau ditutup, alat hancur percuma. Kalau tetap dijalankan, risiko juga tinggi, apalagi kalau ada penyakit. Itu bisa habis dalam sekejap,” ujarnya.

Komoditas Teratas

Diberitakan sebelumnya, berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, penjualan udang vaname menempati posisi teratas jika diurutkan berdasarkan nilai rupiahnya. 

Tercatat di kuartal II tahun 2025 ini, sebanyak 5.361.949 kilogram (Kg) udang vaname terjual ke luar daerah. Angka penjualannya mencapai Rp9.154.535.260.361 atau sekitar Rp9,1 triliun. 

Sayangnya, jumlah penjualan itu tidak secara maksimal terserap menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Babel.

Pasalnya, setelah dijual ke luar daerah, udang vaname dari Babel justru diekspor ke mancanegara.

Negara di Eropa dan Amerika menjadi tujuan ekspor hasil budidaya Indonesia tersebut.

Kepala Bidang Pengembangan Usaha Perikanan Budidaya dan Pengolahan Hasil Perikanan DKP Babel, Arief Febrianto, mengatakan hasil panen udang vaname dari tambak-tambak lokal di Babel tidak bisa langsung diekspor ke pasar internasional.

Para pelaku usaha terpaksa mengirim hasil panen ke Jakarta atau Lampung terlebih dahulu untuk diolah sesuai standar global, baru kemudian diekspor.

Halaman
1234
Sumber: Pos Belitung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved