Pos Belitung Hari Ini
LIPSUS - Modal Triliunan Rupiah Tapi Masih Tekor, Biaya Tambak Udang Vaname Tak Sebanding Pemasukan
Pengusaha udang vaname di Bangka Belitung menyebut hasil itu tidak sebanding dengan biaya operasional dan modal yang dikeluarkan.
Menurutnya, praktik ini membuat daerah kehilangan potensi PAD nonpajak yang semestinya bisa diperoleh jika ekspor dilakukan langsung dari Babel.
“Manfaat langsung bagi Babel menjadi berkurang. Kita hanya menikmati dampak tidak langsung seperti perputaran ekonomi lokal di tingkat tambak, tapi bukan penerimaan ekspor resmi. Potensi tersebut akan terus mengalir keluar daerah. Kurang maksimal bagi PAD Babel,” kata Arief saat dihubungi Bangka Pos Group pada Rabu (13/8/2025).
Arief menambahkan saat ini ada beberapa komoditas perikanan yang bisa langsung diekspor dari Babel. Di antaranya adalah udang kipas, ikan tenggiri, kerapu, dan beberapa jenis ikan lainnya.
“Tapi udang vaname berbeda. Unit pengolahan ikan kita di Babel masih berada di tahap menengah, sementara pasar udang ini lebih banyak ke Eropa dan Amerika yang menuntut standar pengolahan yang lebih tinggi. Karena itu, udang vaname dikirim segar dulu ke daerah lain untuk diproses sesuai standar, lalu baru diekspor,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala UPT Badan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BPPMHKP) DKP Babel, Dedy, menambahkan bahwa produksi udang vaname di Babel rata-rata mencapai 15.000–22.000 ton per tahun.
Dengan harga rata-rata Rp48 ribu per kilogram, nilai penjualan bisa mencapai sekitar Rp1,056 triliun.
Meski produksinya besar, tren pertumbuhan budidayan udang vaname di Babel tidak menunjukkan kenaikan signifikan dalam tahun terakhir.
Bahkan, sejumlah petambak mengeluhkan harga jual yang fluktuatif dan cenderung menekan margin keuntungan.
“Banyak pelaku tambak yang bilang harga kurang bersahabat, sehingga mereka tidak bersemangat meningkatkan produksi. Ini juga menjadi tantangan, karena ketika harga rendah, produksi cenderung turun,” kata Dedy.
Punya Potensi
Badan Mutu Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Bangka Belitung menilai Babel punya potensi besar untuk menjadi daerah pengekspor udang vaname.
Bukan hanya dari sisi produksi udang vaname, tapi juga kesiapan BMKKP sebagai garda terdepan dalam menjamin kualitas udang vaname dalam kegiatan ekspor.
Kepala BMKKP Babel, Dedy Arief Hendriyanto mengatakan produksi udang vaname di Babel rata-rata mencapai 15.000–22.000 ton per tahun.
Jumlah ini setara dengan 1 persen dari total target produksi udang nasional yang berada di kisaran 2 juta ton per tahun.
Meski kontribusi produksi cukup besar, Babel belum bisa melakukan ekspor langsung udang vaname ke luar negeri, termasuk ke Amerika Serikat yang merupakan pasar terbesar udang.
Liputan Khusus
eksklusif
multiangle
Bangka Belitung
udang vaname
Dedy Arief Hendriyanto
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP)
Kapal Nelayan Tenggelam Dihantam Gelombang Besar di Utara Pulau Gelasa, Hamzah 4 Hari Hanyut di Laut |
![]() |
---|
LIPSUS - Babel Belum Mampu Ekspor Udang Vaname, Rp9 Triliun Tak Terserap Jadi APBD |
![]() |
---|
Megawati Tunjuk Hasto Kristiyanto Jadi Sekjen PDIP Lagi, Semua Tersenyum |
![]() |
---|
Polisi Ungkap Motif Pembunuhan Pemred Media Online, Hasan dan Martin Kecanduan Judol |
![]() |
---|
Gubernur Gaet Investasi Kelapa Rp1,6 Triliun di Babel, Petani akan Kantongi Rp13,5 Juta per Hektare |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.