Sejarah Pulau Belitong

Menelisik Kuburan Jangkang, Jejak Kampung Tua di Belitong yang Ditinggalkan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lokasi Kelekak Jangkang ditumbuhi pohon lebat di tengah tanah lapang yang ditumbuhi kelapa sawit. Inset foto nisan dalam lokasi tersebut.

Periwayatnya adalah Cornelis De Groot, eksplorer timah angkatan tahun 1851.

De Groot menuliskan kampong Jangkang sebelum nama kampong Badau.

“Menurut beberapa narasumber yang saya temui, lokasi itu dulu memang bekas perkampungan sebelum ada jalan (Badau) yang sekarang ini, setelah ditinggalkan kemudian lokasinya dianggap angker,” kata Yanto.

Lokasi pekuburan tua Jangkang berjarak sekitar 3,5 kilometer dari jalan raya Badau yang melintas di Dusun Air Mungkui.

Belasan makam di dalamnya terdiri dari nisan laki-laki dan perempuan baik dari usia dewasa sampai anak-anak.

Alasan pemindahan kampong Jangkang ini berkaitan dengan sejarah pembangunan jalan di masa Depati KA Muhammad Saleh.

Dalam buku Kerajaan Balok terbitan Dinas Perpustakaan Beltim disebutkan bahwa pemindahan kampung-kampung di dalam hutan terjadi seiring pembukaan jalan besar dan rencana penataan wilayah pemukiman oleh Asisten-Residen Belitung.

Pemindahan kampung-kampung tersebut sempat berlangsung alot karena penolakan warga.

Namun setelah proses cukup panjang, pemindahan tersebut akhirnya terealisasi sehingga membentuk perkampungan-perkampung di tepi jalan seperti yang kita kenal saat ini.

Berita ini hasil wawancara Pos Belitung pada Mei 2018.

Semoga bermanfaat. (posbelitung.co/ Wahyu Kurniawan)

Berita Terkini