"Dia selalu berbicara dengan hormat tentang Indonesia, tempat dia memiliki kenangan masa kecil yang bahagia sebelum perang merenggut semuanya."
Pada saat Perang Dunia II terjadi, dan keluarga neneknya berada di kamp isolasi, mama dari neneknya (buyut Maarten) meninggal dunia.
Akan tetapi, sang nenek kini sudah tiada. Walau begitu, Maarten masih mengingat jelas momen kebersamaan dengan neneknya.
Semasa hidupnya, sang nenek ternyata kerap memasakkan makanan untuk Maarten.
"Saya sangat-sangat dekat dengannya. Dia yang memasakkanku. Dia bahkan mengajariku cara memasak," kenang Maarten.
Bangga Saat Paes Putuskan Pilih Indonesia
Blak-blakan Maarten juga menuturkan momen-momen percakapan terakhir, sebelum sang nenek meninggal dunia pada bulan lalu.
Di situ Maarten Paes sempat tertegun ketika sang nenek tersenyum bangga soal keputusan naturalisasi dirinya.
"Menjadi bagian Timnas Indonesia merupakan sebuah kehormatan," ujar Maarten
"Terlebih kepada nenek saya, yang meninggal sekitar bulan lalu," lanjut pemain 25 tahun itu.
Ya, Maarten Paes sangat dekat dengan mendiang sang nenek.
Ia pun menuturkan bagiamana perasaan sang nenek ketika dirinya menjalani proses naturalisasi.
"Saya sangat dekat dengannya," kata Maarten Paes.
"Di percakapan terakhir kami membicarakan hal ini (soal naturalisasi -red)," lanjut pemain keturunan Kediri itu.
"Saya melihat senyum dari wajahnya."