Ia pernah bekerja di Hongkong dan Taiwan, terakhir ini katanya di Kamboja," jelas dia, Selasa (27/5/2025), dilansir Surya.co.id.
Namun, keberangkatan Dewi ke Kamboja ternyata menyisakan sejumlah kejanggalan.
Ia diketahui menggunakan identitas palsu milik keluarganya.
Dewi diketahui bernama asli PA.
"Kalau foto dan alamat yang beredar itu kenalnya adalah PA, memang warga sini.
Tapi, kalau nama Dewi Astutik, kita tidak kenal," ungkap warga Dusun Sumber Agung, Sri Wahyuni.
"Ibu itu (Dewi Astutik) memang KTP-nya Ponorogo. Identitas yang pertama dipalsukan, punya keluarganya.
Orang situ (Ponorogo), tapi kartunya (KTP) dipalsukan," kata Andin terpisah.
Muncul nama Dewi Astutik
Nama Dewi Astutik mencuat ketika Badan Narkotika Nasional berhasil membongkar peredaran heroin seberat 2,76 kilogram di Bandara Soekarno-Hatta.
Heroin itu diamankan dari seorang pria berinisial ZM pada 24 September 2024, ketika ia baru tiba di Terminal 3 Kedatangan Bandara.
ZM sendiri diketahui menumpang pesawat dari Singapura.
Saat pemeriksaan, ZM mengaku heroin yang dibawanya akan diserahkan kepada SS.
BNN lantas bergerak menangkap SS dan didapati nama pelaku lain, yakni AH.
Ternyata, AH adalah orang yang memerintahkan ZM dan SS untuk mengambil heroin dari Dewi Astutik di Kamboja.