Fakta ini memperkuat dugaan adanya sistem atau jaringan yang mengatur aktivitas mengemis secara masif.

Selain pengemis, pemerintah juga akan menertibkan kotak amal tidak resmi yang berada di sekitar kompleks makam.

Imron menegaskan bahwa pengelolaan kotak amal harus transparan dan sesuai aturan agar tidak disalahgunakan.

“Kami akan benahi yang tidak resmi agar tidak merugikan masyarakat dan menjaga kesakralan lokasi ziarah,” katanya.

Imron juga mengungkapkan bahwa hingga kini kawasan makam belum memberikan kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Hal ini karena tidak ada pungutan resmi kepada peziarah yang masuk ke area makam.

Namun ia menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang nyaman agar wisata religi tetap berkembang.

Forkopimda juga tengah menyusun program pembinaan jangka panjang bagi warga yang selama ini menggantungkan hidup dari mengemis.

Beberapa rencana mencakup pelatihan alih profesi serta edukasi tentang etika sosial.

Kapolres Eko menutup pernyataannya dengan menyatakan bahwa tujuan utama dari penertiban ini adalah mengembalikan suasana religius dan kenyamanan bagi seluruh peziarah.

Ia menegaskan bahwa keamanan akan terus dijaga demi memberikan rasa aman kepada masyarakat.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Buntut Video Viral Pengemis di Makam Sunan Gunung Jati, Polisi Selidiki Dugaan Jaringan Terorganisir