Aksi Demo di Kantor PT Timah

Insiden Perusakan Kantor PT Timah Tbk Meninggalkan Trauma: Hati Kami Juga Hancur

Panik masih dirasakannya meski sudah berada di rumah yang kebetulan berada di komplek perumahan perusahaan.

Editor: Novita
Dokumentasi Posbelitung.co
POS BELITUNG HARI INI - Pos Belitung Hari Ini edisi Rabu, 8 Oktober 2025, memuat headline berjudul Insiden Perusakan Kantor PT Timah Tbk Meninggalkan Trauma: Hati Kami Juga Hancur. 

Setelah massa berhasil memasuki ruangan kantor, lemparan batu mulai berhenti, berganti dengan aksi pembakaran perabot di halaman depan.

Kesepakatan

Setelah hampir empat jam menggelar aksi unjuk rasa, sejumlah perwakilan penambang akhirnya diterima masuk dalam ruang pertemuan PT Timah Tbk

Pertemuan terbatas tersebut dihadiri direksi PT Timah Tbk, Kapolda Bangka Belitung Irjen Hendro Pandowo, dan Ketua DPRD Bangka Belitung, Didit Srigusjaya.

Demonstrasi yang diwarnai kericuhan tersebut, akhirnya berangsur redam setelah terjadi kesepakatan antara perwakilan massa dan pihak PT Timah Tbk terkait tuntutan mereka. 

Di mana PT Timah Tbk mengabulkan seluruh tuntutan massa, termasuk kenaikan harga timah dan pembayaran tunai hasil tambang rakyat.

Massa yang turun dalam aksi tersebut akhirnya membubarkan diri dan kembali ke daerah masing-masing. 

Musyawarah

Insiden aksi massa yang berujung perusakan fasilitas kantor PT Timah Tbk itu meninggalkan trauma bagi sejumlah karyawan perusahaan pelat merah tersebut. 

Meski ada juga lebih tegar dan tetap beraktivitas seperti biasa pascainsiden tersebut.

“Sebagai masyarakat serumpun dan sebalai, kita terbiasa dengan ramah, sapa, senyum, dan sopan santun. Sangat disayangkan kalau sampai ada tindakan yang penuh amarah seperti kemarin. Musyawarah dan duduk bersama adalah solusi terbaik,” ujar perempuan yang bertugas di kantor PT Timah Tbk di Kota Pangkalpinang setelah sebelumnya sempat bertugas di Belinyu, Kabupaten Bangka itu.

“Suami saya pun putra daerah Bangka. Kami ini orang Bangka asli. Dari kecil masyarakat Melayu sopan santun, ramah, dan menghargai orang. Di Mentok dulu masyarakat Melayu baik, penuh senyum, tutur bahasanya halus,” lanjutnya.

Serupa disampaikan karyawan PT Timah Tbk lainnya saat ditemui terpisah. Mengaku sudah terbiasa menghadapi aksi demo, pria itu turut menyayangkan aksi anarkis yang terjadi.

“Kalau saya sih biasa saja. Sudah sering lihat demo di sini. Namanya perusahaan tambang, apalagi timah, pasti punya risiko tinggi. Yang penting kita kerja maksimal dan perusahaan juga mendengar aspirasi masyarakat,” ujarnya saat ditemui di kantor PT Timah Tbk, Pangkalpinang, Selasa (7/10/2025).

“Saya paham masyarakat masyarakat ingin didengar. Tapi sebaiknya disampaikan dengan musyawarah, bukan dengan cara yang merusak. Karena yang rugi bukan cuma perusahaan,  tapi juga masyarakat sendiri,” lanjutnya.

Sumber: Pos Belitung
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved