Potensi LTJ di Babel Bernilai Triliunan

Rp133,4 Triliun Tersimpan di Provinsi Bangka Belitung, Dinas ESDM Belum Mendata Potensi LTJ

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyimpan “harta karun” yang dinilainya ditaksir mencapai Rp133,48 triliun.

Editor: Novita
Dokumentasi Posbelitung.co
POS BELITUNG HARI INI - Pos Belitung Hari Ini edisi Senin, 10 November 2025, memuat headline berjudul Rp133,4 T Tersimpan di Babel. 

Selain itu, dia menyebut mineral ikutan seperti monazit dan senotim yang mengandung unsur radioaktif (thorium dan uranium) tidak boleh dijual atau diolah sembarangan.

“Sepanjang dia masih dalam bentuk monazit, regulasinya tidak memperbolehkan dijual. Karena itu termasuk mineral radioaktif yang diawasi ketat oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten),” tegasnya.

“Jadi pengusaha boleh mengusahakan mineral tersebut sepanjang unsur radioaktifnya sudah terpisah dari unsur logam tanah jarang. Tapi sebelum itu, tidak boleh,” imbuh Noprial.

Lebih lanjut, Noprial mengatakan pemerintah daerah tidak punya kewenangan terkait pengelolaan LTJ. Sesuai regulasi, kewenangannya ada di pemerintah pusat melalui Kementerian ESDM.

“Pemerintah daerah tidak bisa masuk ke wilayah pengelolaan logam karena sudah menjadi kewenangan pusat. Kami hanya berwenang di sektor mineral bukan logam dan batuan,” jelasnya.

Karena berkaitan regulasi itu juga, Dinas ESDM tidak memiliki data mengenai potensi LTJ di Babel.

Noprial menambahkan sebagai tindak lanjut, pemerintah pusat telah membentuk Badan Mineral Indonesia (BMI) yang akan mengelola mineral ikutan di seluruh Indonesia, termasuk di Babel.

“BMI ini nanti akan menjadi pengelola utama. Sekarang mereka sedang menyusun kebijakan dan arah pengembangan di tingkat nasional,” tambah Noprial. 

Skala Mini Pilot Plant

Ketua Kelompok Riset Teknologi Logam Tanah Jarang, Pusat Riset Teknologi Mineral Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof Dr Eng Widi Astuti mengatakan Indonesia telah melakukan riset pengolahan dan pemurnian Logam Tanah Jarang (LTJ) dari monasit dan senotim yang berasal dari Bangka Belitung. 

Riset itu menghasilkan teknologi kunci ekstraksi LTJ dari monasit dan senotim hingga skala mini pilot plant.

“Saat ini, BRIN masih melanjutkan riset untuk optimasi proses dan melakukan kajian tekno ekonomi proses yang sudah dihasilkan,” ujar Widi dalam keterangan tertulisnya kepada Bangka Pos Group, Minggu (9/11/2025).

Dia menyebut awalnya riset dilakukan Badan Teknologi Nuklir Nasional (Batan) yang sejak September 2021 dilebur ke dalam BRIN. Riset itupun masih berlanjut hingga Presiden Prabowo Subianto membentuk Badan Industri Mineral (BIM).

“Prof Brian Yuliarto selaku Kepala BIM telah berkoordinasi dengan Tim LTJ di BRIN sejak dari awal pembentukan BIM. Untuk saat ini BRIN terlibat dalam membantu menyiapkan Teknologi Pengolahan dan Pemurnian LTJ dari Monasit berbasis hasil riset BRIN,” katanya.

Widi menjelaskan Pusat Riset Teknologi Mineral BRIN berperan dalam penguasaan teknologi kunci khususnya teknologi pengolahan dan pemurnian LTJ.

Sumber: Pos Belitung
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved