Berita Belitung Timur

Bangka Belitung Relatif Aman dari Bencana, Tim Penyusun KRB: Jangan Jadi Alasan untuk Abai

Meski demikian, kondisi “relatif aman” itu bukan alasan untuk tidak melakukan kajian risiko bencana secara komprehensif.

Penulis: Yunita Karisma Putri | Editor: Novita
Posbelitung.co/Yunita Karisma Putri
AGUNG SETIANTO - Ketua Tim Penyusun Kajian Risiko Bencana (KRB) dari Departemen Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada, Agung Setianto, usai Sosialisasi dan Inventarisasi Penyusunan KRB Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Jumat (21/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Berdasarkan dokumen KRB tingkat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terdapat tiga jenis ancaman yang paling dominan, yaitu banjir, rob, dan kebakaran hutan.
  • Bencana berskala besar seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, atau longsor masif, relatif tidak menjadi ancaman utama di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
  • Meski demikian, kondisi “relatif aman” itu bukan alasan untuk tidak melakukan kajian risiko bencana secara komprehensif.

 

POSBELITUNG.CO, BELITUNG - Ketua Tim Penyusun Kajian Risiko Bencana (KRB) dari Departemen Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada, Agung Setianto, memberikan penjelasan tentang kondisi kebencanaan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Agung menyampaikan bahwa berdasarkan dokumen KRB tingkat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terdapat tiga jenis ancaman yang paling dominan, yaitu banjir, rob, dan kebakaran hutan. 

"Secara umum, dokumen yang sudah ada di tingkat provinsi menunjukkan bahwa banjir, rob, dan kebakaran hutan, menjadi bencana yang paling banyak terjadi. Untuk bencana seperti gempa dan longsor memang ada, tapi tidak sebesar daerah-daerah di Jawa," jelas Agung kepada awak media seusai kegiatan Sosialisasi dan Inventarisasi Penyusunan KRB Kabupaten Belitung Timur, Jumat (21/11/2025).

Ia menambahkan, bahwa bencana berskala besar seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, atau longsor masif, relatif tidak menjadi ancaman utama di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Meski demikian, kondisi “relatif aman” itu bukan alasan untuk tidak melakukan kajian risiko bencana secara komprehensif.

"Kalau kita bandingkan dengan tempat-tempat lain, secara relatif Bangka Belitung memang aman. Namun aman bukan berarti bebas bencana," tegas Agung.

Menurutnya, bencana tidak selalu bersumber dari fenomena alam semata. 

Aktivitas manusia juga dapat memicu terjadinya bencana, seperti banjir akibat perubahan tata guna lahan atau pengelolaan lingkungan yang kurang baik.

"Aman itu jangan menjadi alasan untuk abai. Tidak ada daerah yang benar-benar bebas bencana. Sebagian bencana juga bisa diakibatkan perilaku manusia sendiri, misalnya banjir. Hal itu perlu dipahami melalui dokumen Kajian Risiko Bencana," jelasnya.

Agung menegaskan bahwa dokumen KRB menjadi dasar penting bagi pemerintah daerah dalam menentukan arah pembangunan.

Dengan adanya KRB yang akurat dan berbasis data, pemerintah dapat menetapkan kebijakan yang lebih tepat, seperti penataan ruang, identifikasi kawasan rawan, hingga rencana mitigasi yang sesuai karakteristik wilayah.

"Dokumen KRB harus menjadi pedoman utama agar pembangunan yang dilakukan benar-benar memperhatikan aspek keselamatan dan keberlanjutan," imbuhnnya. 

(Posbelitung.co/Yunita Karisma Putri)

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved