Ini Alasan Prof Ferry Latuhihin Sebut Dana MBG Cukup Rp5 Triliun, Bukan Rp335 T Per Tahun

Pernyataan Prof Ferry itu disampaikan saat berbincang dengan akademisi dan praktisi bisnis Rhenald Kasali di kanal YouTube @rhenald.kasali

Editor: Alza
Channel YouTube Rhenald Kasali
MBG BOROS - Pengamat ekonomi dan analis pasar modal Prof Ferry Latuhihin mengungkapkan bahwa program makan bergizi gratis (MBG) Presiden Prabowo sebenarnya hanya membutuhkan dana sekitar Rp 5 triliun pertahun dan bukan sampai Rp 335 triliun, seperti yang dianggarkan pemerintah. 

"MBG itu enggak ada hasil apa-apa. Yang kedua juga kalau kita mau tetap menjalankan MBG, itu seharusnya cukup dengan modal Rp 5 triliun.

Yaitu berikan kepada mereka-mereka yang membutuhkan, terutama daerah-daerah tertinggal.

Rp 5 triliun setahun itu cukup. Bukan Rp 370 triliun atau Rp 328 triliun," kata Ferry, alumnus ternama dari Erasmus University Rotterdam, Belanda, yang menyelesaikan pendidikan dari jenjang S1 hingga S3.

Menurut Ferry, anak-anak sekolah seperti di kota-kota besar tidak membutuhkan MBG.

"Lihat saja, anak-anak di kota-kota besar, yang badannya bugar-bugar mereka basically tidak membutuhkan, tidak kekurangan gizi.  

Malah kelebihan gizi. Nah, jadi yang saya pertanyakan kenapa kok yang seharusnya cuma perlu Rp 5 triliun harus Rp 300 triliun. Itu kan jauh sekali," katanya.             

Bahkan menurut Ferry, pada akhirnya keracunan MBG marak terjadi di mana-mana.

"Dan sekarang kita lihat sendiri bagaimana hasilnya. Di mana-mana orang keracunan MBG.

Sama sekali tidak well manage ya kan. Bahkan ada menu yang isinya cuma tempe doang," ujar Ferry.

Ia juga menyoroti soal sanitasi dari menu MBG.

"Nah, sanitasi kita lihat kemarin katanya ada di Lebak atau di mana, yang katanya nyuci trennya pun di air limbah dan segala macam.

Ini kan artinya apa? Entitas atau institusi yang namanya MBG ini, sama sekali tidak well prepared," kata Ferry.

Selain itu menurutnya, anggaran untuk MBG sangat besar dan sebuah pemborosan.

"Dari budget pun ini sangat dahsyat. Pemborosan yang sangat luar biasa, ya kan.

Nah kembali lagi ke ramalan saya pada bulan Desember, di mana saya katakan di Q3 akan terjadi social unrest, pertama adalah pada waktu tabungan masyarakat sudah jauh berkurang," ujarnya.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved