Raja Solo Wafat

Mengenang Sosok Sinuhun Pakubuwono XIII, Raja Solo Penjaga Tradisi Kasunanan Surakarta

“Sekarang sedang dipersiapkan untuk proses mengundurkan (membawa pulang) beliau ke Keraton,” tambah Eddy.

Editor: Teddy Malaka
Tribun Solo / Andreas Chris
Keraton Solo gelar Kirab dalam rangkaian acara Tingalan Jumenengan Dalem Sri Susuhunan Pakubuwono (PB) XIII ke-21, Minggu (26/1/2025) siang. 

Sinuhun Pakubuwono XIII akan selalu dikenang sebagai raja yang mempersatukan dan menenangkan, bukan hanya dalam konteks politik internal keraton, tapi juga dalam menjaga roh kebudayaan Jawa.

Sikapnya yang tenang dan bijaksana, terutama saat menghadapi konflik internal, meninggalkan kesan mendalam bagi masyarakat dan para abdi dalem.

Kini, di balik dinding-dinding tua Keraton Surakarta, gema doa dan tabuhan gamelan mengiringi kepergian sang raja. Ia meninggalkan warisan tak ternilai keteguhan, kebijaksanaan, dan cinta pada budaya Jawa.

Ringkasan Berita:

Sinuhun Pakubuwono XIII wafat pada Minggu (2/11/2025) di Rumah Sakit Indriyanti, Solo.

Kabar duka disampaikan oleh KPH Eddy Wirabhumi, yang menyebut jenazah sedang dipersiapkan untuk dibawa ke Keraton Solo.

PB XIII lahir pada 28 Juni 1948 dan naik takhta sejak 2004 setelah wafatnya PB XII.

Pernah terjadi konflik “raja kembar” antara PB XIII (KGPH Hangabehi) dan KGPH Tejowulan, yang baru berakhir melalui rekonsiliasi tahun 2012.

Semasa hidup, PB XIII aktif memimpin upacara adat, memperkuat peran Keraton sebagai pusat kebudayaan Jawa, dan menjalin kerja sama dengan pemerintah.

Ia dikenal rendah hati, gemar bermain musik, dan pernah bekerja di Caltex Pacific Indonesia sebelum kembali ke keraton.

Pernah menerima Bintang Sri Kabadya I atas jasanya menyelamatkan keraton dari kebakaran tahun 1985.

PB XIII meninggalkan warisan perdamaian dan pelestarian budaya Jawa di Kasunanan Surakarta.

( Tribun Solo/Wikipedia)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved