Video

Gegara Nyogok Ingin Masuk Akpol, Korban Kehilangan Uang Rp2,6 Miliar

Kasus ini bermula pada 9 Desember 2024, ketika Dwi menerima pesan WhatsApp dari Aipda F, anggota Polres Pekalongan. 

Penulis: Disa Aryandi | Editor: Alza

POSBELITUNG.CO -- Nasib apes dialami Dwi Purwanto, warga Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.

Dia kehilangan uang Rp2,6 miliar usai ditipu oleh empat orang.

Dwi yang ingin anaknya masuk Akademi Kepolisian (Akpol) rela melakukan suap melalui empat orang tersebut.

Alih-alih masuk Akpol, justru dia kehilangan uang dan anaknya gagal di pemeriksaan kesehatan.

Impiannya anaknya menjadi perwira polisi kandas.

Kini Dwi melaporkan masalah itu kepada polisi lantaran anaknya gagal masuk Akpol.

Diketahui, dua dari pelaku disebut merupakan anggota aktif Polres Pekalongan.

Uang miliaran tersebut ia kumpulkan dari hasil tabungan, dan meminjam saudara yang saat itu kebetulan menjual dua mobil mewah Rubicon dan Mini Cooper.

“Uang itu hasil kerja keras saya. Demi anak, saya percaya. Tapi ternyata saya ditipu,” kata Dwi kepada tribunjateng.com, Rabu (22/10/2025).

Kasus ini bermula pada 9 Desember 2024, ketika Dwi menerima pesan WhatsApp dari Aipda F, anggota Polres Pekalongan

Dalam pesan itu, F menawarkan bantuan untuk memasukkan anak Dwi ke Akpol lewat jalur khusus yang disebut-sebut sebagai “kuota Kapolri”.

“Katanya ini kuota khusus, tinggal bayar Rp3,5 miliar. Separuh dulu tanda jadi, sisanya setelah panpus (pantukhir pusat),” ujar Dwi.

Awalnya ia menolak, tapi bujukan terus berdatangan. 

Beberapa hari kemudian, F datang ke rumah Dwi bersama Bripka A, anggota Polres Pekalongan, yang mengaku mantan anggota Densus dan adik leting F

Keduanya meyakinkan Dwi bahwa mereka memiliki akses langsung ke seorang purnawirawan jenderal polisi bernama Babe, yang disebut-sebut bisa memastikan kelulusan taruna melalui jalur istimewa. 

Sumber: Pos Belitung
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved