Video

Raja Keraton Solo Wafat, Ini Kronologi dan Riwayat Penyakitnya

Raja Keraton Surakarta, Sinuhun Pakubuwono XIII, meninggal dunia pada Minggu (2/11/2025) pukul 07.29 WIB di RS Indriati Solo Baru

Penulis: Ilham Pratama | Editor: Teddy Malaka

 

Ringkasan Berita:
  • Pakubuwono XIII wafat di usia 77 tahun setelah menjalani perawatan intensif akibat komplikasi penyakit kronis seperti diabetes dan gangguan organ.
  • Kondisi kritis sejak awal September 2025, sempat membaik dan hadir dalam prosesi Adang Dal, namun kembali menurun hingga mengembuskan napas terakhir pada 2 November.
  • Jenazah disemayamkan di Keraton Surakarta dan dimakamkan di Kompleks Makam Raja Imogiri, Yogyakarta, dengan prosesi adat penuh penghormatan.

 

POSBELITUNG.CO - Raja Keraton Surakarta, Sinuhun Pakubuwono XIII, meninggal dunia pada Minggu (2/11/2025) pukul 07.29 WIB di RS Indriati Solo Baru, setelah berjuang melawan komplikasi penyakit yang telah lama dideritanya.

Beliau wafat di usia 77 tahun, setelah bertahun-tahun menghadapi gangguan kesehatan seperti diabetes dan penurunan fungsi organ akibat faktor usia lanjut.

KPH Eddy Wirabumi, kerabat dekat almarhum, menjelaskan bahwa Sinuhun telah lama mengalami komplikasi kesehatan yang membuatnya harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Sebelum berpulang, kondisi kesehatan Sinuhun sempat menurun drastis sejak awal September 2025, bahkan dinyatakan kritis sejak tanggal 6 September.

Menurut sumber internal Keraton Solo, kesehatan beliau sudah mengkhawatirkan menjelang prosesi adat Adang Tahun Dal pada 7 September 2025, namun kondisi tersebut tidak diumumkan ke publik.

Meski sempat membaik dan hadir dalam prosesi adat tersebut, kesehatannya kembali memburuk setelah acara berlangsung.

“Beliau sempat pulang, lalu sakit lagi dan dirawat kembali. Sebenarnya sudah lama sakit, terakhir komplikasi dan gula darah tinggi,” ujar Eddy.

Gusti Raden Mas Suryo Patono, nama asli Pakubuwono XIII, dirawat intensif hingga akhirnya meninggal dunia pada Minggu pagi.

Adiknya, GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng, mengungkapkan bahwa Sinuhun sempat memaksakan diri untuk hadir dalam prosesi Adang Tahun Dal meskipun dalam kondisi lemah.

“Sinuhun sebenarnya sudah sakit parah tapi tetap menjalankan tugasnya. Terlalu diforsir,” ujarnya.

Setelah prosesi itu, kondisi kesehatan beliau terus menurun hingga mengalami gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah.

Namun, upaya medis tersebut tak berhasil menyelamatkannya.

“Setahu saya, gula darahnya sangat tinggi dan ginjalnya rusak. Sempat dicuci darah tapi hanya 1,5 jam, setelah itu anfal dan tidak kuat,” tambahnya.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved