Terungkap Hasil Survey, 5 Dari 10 Remaja Bali Aktif Berhubungan Intim, Begini Jelasnya

5 Dari 10 Remaja Bali Aktif Berhubungan Intim, Begini Survey Lengkapnya

bali.tribunnews.com
Ilustrasi seks pra nikah 

Sementara, 48,9 persen responden menganggap berciuman dan berpelukan adalah hal yang lumrah dilakukan sebelum menikah.

Yang lebih parah, dari hasil survey pada responden yang aktif melakukan hubungan intim mengaku tidak pernah menggunakan kondom mencapai angka 43,86 persen.

Sementara, 36,84 persen kadang-kadang memakai dan 19,30 persen responden selalu menggunakan kondom.

Baca: Praktis Buat Traveling, Ini Legging Wudhu ala Seleb Hijabers Harga Rp 40 Ribuan

Baca: Bos Huawei Ditangkap Polisi Kanada atas Permintaan Amerika Serikat, Ini Penyebabnya

Itulah sebabnya angka Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) di Bali cukup tinggi.

Diketahui, sebanyak 36,92 persen atau sebanyak 443 dari 880 responden mengalami KTD.

Nah, 10,28 persen diantaranya pernah melakukan aborsi.

"Secara detail, 33 persen pakai jamu/obat, 15 persen melalui tenaga medis dan 1 persen memakai jasa dukun," papar wanita yang juga pengerak Youth Center of IPPA Bali ini.

Hal ini tentu, kata Wulan menjadi hal yang cukup memprihatinkan lantaran dari sebanyak 13.319 kasus HIV/AIDS pada tahun 2015, sebanyak 264 diantaranya diderita oleh remaja berusia 15 hingga 19 tahun.

Terakhir, data penderita kasus HIV/AIDS yang dihimpun Dinas Kesehatan Provinsi Bali di tahun 2018 bertambah hingga mencapai 19.683 kasus.

Prihatin akan hal itu, Wulan berharap adanya atensi dan kerjasama kolaborasi antar lintas stakeholder untuk mencegah hal ini.

Baca: Boleh Dicoba oleh Para Jomblo, Ini 8 Cara Hilangkan Rasa Kesepian Meski Belum Punya Pasangan

Baca: Perjuangan Pasukan Naga Benny Moerdani dalam Pembebasan Papua Barat, Sempat Disebut Mustahil

Hal-hal yang dipandang perlu segera dilakukan mulai pemberian pendidikan kespro da seksual yang komprehensif kepada siswa sekolah baik melalui integrasi kurikulum maupun ekstrakulikuler.

"Pendidikan kespro seksual juga perlu melibatkan keluarga hingga ke ranah kurikulum pendidikan. Masalah kespro bukan hanya masalah dinas kesehatan atau LSM saja, tetapi juga masalah semua sektoral meliputi Dinas Pendidikan yang menaungi remaja, DP3AP2KB yang melindungi anak," tegasnya.

Informasi Aborsi Remaja Didapat Via Internet

Komisioner Divisi Hukum dan Advokasi di Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Bali, Ni Luh Gede Yastini pun angkat bicara soal fenomena ini.

Menurut dia, minimnya pengetahuan remaja soal hak reproduksi ini memang harus menjadi perhatian serius.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved