Kisah Bayi Dibuang di Tempat Sampah, 30 Tahun Kemudian jadi Bos dari Perusahaan Senilai Rp 867 M

Kisah Bayi Dibuang di Tempat Sampah, 30 Tahun Kemudian jadi Bos dari Perusahaan Senilai Rp 867 M

Pexels, Facebook FreddieFiggers1
Pria ini dulu dibuang oleh orang tuanya di tempat sampah, 30 tahun kemudian ia menjadi bos dari perusahan besar senilai Rp 867 M. 

Di usia 12 tahun, Freddie sudah bisa bekerja sebagai teknisi komputer.

Cenayang Buta Baba Vanga di Tahun 2020, Bakal Terjadi Bencana Alam Hingga Nasib 2 Presiden ini

YouTube Figgers Wireless
YouTube Figgers Wireless

Saat berusia 15 tahun, Freddie sudah bisa mengelola perusahaan komputasi cloud, Figgers Computers, seorang diri.

Dua tahun berjalan, Freddie telah memiliki 150 pelanggan yang meminta layanan website dan penyimpanan.

YouTube Figgers Wireless
YouTube Figgers Wireless

Saat ayahnya didiagnosis Alzheimer, Freddie menciptakan sepatu yang dilengkapi pelacak GPS yang menyajikan komunikasi dua arah.

Kesaksian Korban Selamat Bus Masuk Jurang, Sopir Bus Sempat Cekcok sama Pengendara Lain, 26 Tewas

YouTube Figgers Wireless
YouTube Figgers Wireless

Kepada Inspire More, Freddie berkata:

"Saya cukup meneleponnya dan berkata 'halo ayah, kau di mana?' dan ia tak perlu melakukan apapun."

"Duduk saja dan berbicara ke arah sepatu sehingga saya bisa melacak lokasinya."

"Program itu sangat sukses, saya dihubungi perusahaan yang mau membeli program itu seharga 2,2 juta Dollar atau sekitar Rp30 miliar."

Ternyata Bukan di LK21 dan Indo XXI, Ini Daftar Situs Nonton Film Online dan Drama Korea Legal

YouTube Figgers Wireless
YouTube Figgers Wireless

Satu tahun kemudian, ia menggunakan uang itu untuk mendirikan perusahaan sendiri, Figgers Communication.

Saat berusia 24 tahun, Freddie telah membangun dan merancang 80 program perangkat lunak custom.

Wali Nikahnya Abal-abal, Ijab Kabul Cuma 5 Menit, Modus Kawin Kontrak di Puncak Bogor Terbongkar

Facebook FreddieFiggers1
Facebook FreddieFiggers1

Meskipun sekarang Freddie adalah orang yang sukses, ia masih ingat didiskriminasi yang diterimanya ketika ia masih muda.

Freddie terus-menerus dipanggil 'bayi buangan' ketika teman-teman sekelasnya mengetahui bahwa ia ditinggalkan di tempat sampah oleh ibunya.

"Karena saya tinggal di pedesaan, selama sesuatu terjadi, orang-orang di seluruh wilayah itu akan tahu," ujar Freddie.

"Ayah dan ibu angkat saya memberi tahu saya kebenaran kejadian itu, dan saya merasa sangat malu," tambahnya.

Kesuksesan yang ia raih tak membuat Freddie lupa pada orang lain.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved