Pandemi Virus Corona di Bangka Belitung
2 PDP di Belitung Meninggal Dunia, Gubernur Erzaldi Rosman Ingatkan Warga Harus Disiplin
2 PDP di Belitung Meningga Dunia, Gubernur Erzaldi Rosman Ingatkan Warga Harus Disiplin
Penulis: Disa Aryandi | Editor: Dedi Qurniawan
"Di awal masuk pasien satu ini dilakukan pemeriksaan darah lengkap, rontgen dengan hasil bacaan pnemonia kanan dan rapid test hasilnya negatif sehingga pasen diputuskan dirawat di ruangan intensif air born noncovid-19," kata Direktur RSUD Marsidi Judono Kabupaten Belitung dr Hendra kepada posbelitung.co, rabu (8/4/2020).

Pasien nomor 279 ini sempat menjalani rawat inap selama tiga hari sebelum dinyatakan menghembuskan nafas terakhir di RSUD H Marsidi Judono Kabupaten Belitung.
Selama penanganan terhadap pasien, tim medis sudah memberikan obat-obatan, sesuai standar penyakit pneumonia.
"Tapi kondisi pasien semakin memburuk, sehinga diputuskan dilakukan rapid test ulang dan hasil tetap negatif, dan CT scan paru yang menunjukkan infeksi paru masif, dan luas di kedua lapang paru kiri maupun kanan," bebernya.
Sehingga, lanjut dia, tim medis, mengambil langka terhadap pasien, dengan segera dilakukan pemasangan ventilator (mesin nafas), selasa (7/4/2020) sekitar pukul 18.20 WIB.
"Setelah itu pasien dinyatakan meninggal dunia, setelah mendapat pertolongan resusitasi jantung dan paru karena mengalami henti jantung. Saat masih dalam perawatan dengan mesin ventilator pasen sempat di ambil swab daerah tenggorokan, untuk dikirim ke puslitbangkes biomedis di Jakarta, besok Jumat akan kami kirimkan sampel-nya," jelasnya.
Sedangkan untuk pasien nomor 297, telah di nyatakan meninggal dunia pukul 22.37 WIB, Selasa (7/4/2020) tadi malam.
Pasien ini sempat masuk dan menjalani perawatan di ruang isolasi.
Awalnya pasien ini, Selasa (7/4/2020) kemarin datang ke RSUD H Marsidi Judono Belitung pukul 18.30 WIB, di antar oleh petugas PSC 119.
Pasien ini, tiba di RSUD H Marsidi Judono Belitung terpasang peralatan medis satupun dengan kondisi penurunan kesadaran dan gelisah (tanda-tanda pasien kekurangan oksigen di otak atau istilah kedokterannya hipoksia).
Pasien tersebut dinyatakan kritis, dengan laju nafas sangat cepat yaitu 45 kali permenit, dan laju jantung sangat cepat mencapai 160 kali permenit serta saturasi oksigen dibawah 80 persen.
Sehingga tim medis memutuskan segera melakukan pemasangan akses infus perifer, pemasangan selang nafas ke paru-paru, maupun dilakukan pemasangan ventilator atau alat bantuan nafas.
"Ya tim medis kami saat itu, mrngenakan APD level 3. Setelah tindakan pertolongan bantuan nafas, vemtilasi, sirkulasi, kondisi pasien menjadi lebih stabil, tapi beberapa jam kemudian pasien mengalami perburukan dan mengalami henti jantung," ujarnya.
Saat terjadi henti jantung, kata Hendra, tim medis lantas melakukan resusitasi jantung paru kepada pasien.
Namun tidak berhasil dan pasin dinyatakan meninggal dunia pada pukul 22.37 wib tadi malam.