Berita Belitung Timur
Kisah Sukses Sabarudin, Tak Asing di Dunia Pendidikan Beltim Toreh Prestasi di Level Internasional
Sabarudin beberapa kali memimpin sekolah di Kabupaten Belitung Timur. Dari tingkat SMP hingga SMA dan semua yang dipimpinnya meraih prestasi
Penulis: Bryan Bimantoro | Editor: Hendra
Hasilnya, selama tujuh tahun saya di sana, SMA Negeri 1 Gantung termasuk kategori mapan dan diperhitungkan. Saya sering mengatakan tak kan berhasil dengan baik ketika siswa, guru, ortu, masyarakat itu tak dukung.
T: Khusus Smansa Manggar, potensi apa yang belum dimaksimalkan baik akademis maupun non akademis?
J: SMA Negeri 1 Manggar kita belum total. Branding SMA Negeri 1 Manggar sekarang Totallity is the Key of Quality. Setiap masuk sekolah, saya analisis potensi keunggulan dan kelemahan. Branding ini terdiri dengan empat keunggulan, yakni spiritual, moral, intelektual, dan sosial.
Spiritual, masjid ada kegiatan rohis tapi dalam tataran biasa, kita ubah menjadi luar biasa. Doa, salat duha, salat zuhur jamaah, sampau ceramah kultum 7 menit. Spiritual dibangun dibuka dengan doa ditutup dengan doa. Sekarang kecerdasan sipiritual sudah hilang rohnya. Kalau pengin berprestasi masjidlah sumbernya. Kita semarakkan masjid kita. Kegiatan keagamaan, yang biasa-biasa saja kita buat istimewa. Ini yang akan dibangun.
Moral. Kami ada program pin biru yaitu pin siswa teladan jadi siswa yang pakai pin biru itu adalah siswa teladan. Pin itu untuk membentengi diri dan mengingatkan jaga nama almamater. Kalau melakukan pelanggaran berubah jadi pin kuning. Kalau melakukan pelanggaran berat jadi pin merah. Ini etika dibangun. Muliakan adat, setelah agama, etika itu penting. Takut anak kita tak pintar, tapi orang tua jarang khawatir kalo anak tak beradab.
Ketiga, intelektual. Sudah bagus, namun apresiasi kurang. Kite apresiasi sekarang. Mulai tahun kemarin mungkin satu-satunya sekolah pada hari guru memberi award. Kita ada pemilihan guru inspiratif, kebetulan saya menang dan yang milih adalah siswa, tak bisa direkayasa. Kenapa guru inspiratif karena paling tinggi inspiratif. Kalau transfer of knowladge, semua orang bisa. Menjadi teladan bagi orang lain. Kita akan terus dorong untuk ini. Insyaallaah dengan branding Totallity is the Key of Quality sudah keliatan sekarang progresnya, alhamdulillaah. Sudah ada yang juara nasional dan akan menerbitkan 6 buku dalam waktu dekat.
Terakhir, sosial. Ini penting karena kita makhluk sosial. Jadi harus bagaimana caranya untuk dekat dan peka terhadap limgkungan sosial di sekitar kita. Terakhirz dalam kegiatan MPLS kemarin siswa disuruh bawa minyak, beras, ataupun sembako lainnya. Nanti barang-barang itu dikumpulkan dan dibagikan kepada masyarakat yang terdampak covid-19. Kecil tapi bisa meningkatkan awareness mereka terhadap lingkungannya.
Yang paling penting, dari empat itu jangan lupa media penting. Sebanyak apapun prestasi kita kalo tak diberitakan jadi sia-sia. Itu juga sebuah bentuk apresiasi. Dan mereka akan berlomba-lomba untuk dapat apresiasi media tersebut.
T: Anda menyebut rujukan pendidikan yang baik adalah sekolah yang berada di kampung bukan kota, mengapa demikian?
J: Di kampung atau desa sangat menjunjung tinggi kearifan lokal. Masih ada pengin yang berkunjung kalau ada yang sakit atau berduka. Kita masih ada rasa peduli kalo di kampung. Kedua di kampung proses itu penting bukan hasil. Nem tinggi tak tahu gimana prosesnya, di kampung dak pakai kunci jawaban, bocoran soal, dan lainnya, kejujurannya tinggi. Di kampung tidak terkontaminasi dengan yag macam-macam.
Kita nakal dalam tahap wajar belum dikategorikan berat. Ini seperti yang kukatakan di Australia, kiblat pendidikan harusnya di kampung. Kalau anak dapat nilai 9 itu asli. Asli proses belajar yang benar tidak ada bocoroan soal dan lainnya. Itu rohnya. Nilai-nilai kearifan lokal itu luar biasa. Di kota kalau rapat orang tua bukan orang tua yang datang sehingga kadang sulit mencapai komunikasi antar orang tua dengan tujuan sekolah.
Mendidik bukan masalah angka. Mendidik juga bicara mengenai nilai-nilai kebaikan, karakter, kerjasama, gotong royong. Kalau hanya dapat nilai tertinggi tapi akhlak dan prosesnya tidak benar ya susah juga. Makin kampung makin mantap.
J: Berbagai prestasi sudah diraih, baik individu, sekolah, maupun atas nama siswa yang menyabet juara berbagai lomba, perasaan Anda?
J: Senang dan terkejut. Saya di Gantung membangun jujur saja tahun kedua baru bangkit. Ini cepat di SMA Negeri 1 Manggar. Di sini semua berkumpul. Guru-guru, siswa-siswa, dalam waktu setahun guru produktif, siswa juga.
Saya juga saat ini sedang mengarah ke bagaimana memberdayakan OSIS. Karena jika OSIS terberdaya maka siswa akan maju. Di Gantung OSIS berjalan dengan baik. OSIS baik, guru terbantu. OSIS mau diberdayakan, akan kita beri ruang gerak.