Virus Corona di Belitung

Ini Kata Bupati Belitung Terkait Perbedaan Hasil Swab Tenggorokan Anggota DPRD Berinisial JD

Bupati Belitung H Sahani Saleh (Sanem), Rabu (5/8/2020) sudah mengetahui hasil swab tenggorokan terhadap seorang Anggota DPRD Belitung berinisial JD

Penulis: Disa Aryandi |
Pos Belitung/Disa Aryandi
Bupati Belitung Sahani Saleh (Sanem) Senin (3/8) ketika menggunakan alat E.A Mask di saku kirinya 

Akurasi alat untuk pengujian swab tenggorokan di RSUD H Marsidi Judono Belitung, Rabu (5/8/2020) banyak menuai pertanyaan, setelah hasil swab tenggorokan seorang anggota DPRD Kabupaten Belitung berinisial JD dinyatakan negatif, dengan sistem metode PCR di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Bangka Belitung (Babel).

Kepala Instalasi Laboratorium RSUD H Marsidi Judono Kabupaten Belitung dr Titik Handayani Tanujaya SpPK mengatakan, untuk akurasi terhadap pendeteksian seorang terjangkit Covid-19, sama seperti alat pengujian swab tenggorokan yang ada di Laboratorium Biomedis Kesehatan di Jakarta dan Laboratorium Kesehatan Provinsi Babel.

Tiga Anggota Positif Covid-19, Kunker DPRD Belitung ke Pangkalpinang Tetap Lanjut

Lantaran untuk peralatan ini, sudah dilakukan uji coba dan sudah mendapatkan sertifikasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tertanggal 15 Juni 2020 lalu.

Uji coba terhadap akurasi alat tersebut, dengan melakukan pengujian terhadap 5 sampel pasien positif covid-19, dan 10 sampel pasien negatif covid-19.

"Sampel itu di ambil di waktu yang bersama, satu dilakukan pengujian di RSUD (Belitung) nah satu nya lagi di Laboratorium Biomedis Kesehatan di Jakarta, dan hasilnya sama," jelas Titik kepada Posbelitung.co, Rabu (5/8/2020).

Untuk alat uji swab tenggorokan di RSUD H Marsidi Judono Belitung, kata dia, sebetulnya sudah ada sejak tahun 2006 lalu.

Begini Suasana Gedung DPRD Belitung Setelah Tiga Anggota Dewan Dinyatakan Positif Covid-19

Setiap tahun alat ini dikalibrasi. Hanya saja untuk alat pengujian swab tenggorokan ini, di sebut dengan TCM.

"Perbedaan nya dengan PCR, itu kalau TCM ini dia sistem nya close sistem menggunakan cartridge. Kalau PCR seperti di provinsi dan Labankes di Jakarta, itu sistem nya open menggunakan reaken, ya istilahnya di luar," ungkap Titik.

Menurut dia, untuk TCM di RSUD H Marsidi Judono tersebut, sudah mendapatkan lisensi atau sertifikat pemantapan mutu eksternal (PME), lantaran sudah melakukan pengujian akurasi melalui 15 sampel, dengan hasil yang sama dengan pengujian sampel di Laboratorium Biomedis Kesehatan di Jakarta.

"Jadi akurasi nya bisa di bilang 100 persen, dan memang Labbankes di Jakarta itu di tunjuk untuk PME. Jadi memang akurasi nya sama, dan untuk alat TCM ini juga sudah direkomendasikan dan diakui juga oleh kemenkes serta sudah tersebar di seluruh Indonesia," bebernya. 

(Posbelitung.co/Disa Aryandi)

Sumber: Pos Belitung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved