Kisah Dinda Remaja Jualan Tubuh, Layani Om-om 15 Menit Tarif Rp1,5 Juta, Sehari Nabung Rp2,5 Juta
Usia masih muda, tubuh segar dan terawat gadis muda ini berani jual diri dan mematok harga mahal. Hanya 15 menit melayani Om-om dibayar Rp1,5 Juta
"Saya capek Lak ngurus ini anak. Sudah aja saya sekolahin malahan enggak masuk-masuk"
"Giliran saya enggak bolehin keluar dia ngamuk-ngamuk sampai jedotin pala ketembok, saya sudah bingung ngurus ini anak," ungkap AF.
Meski demikian, AF meminta kepada petugas untuk berikan kesempatan agar adik bungsunya tersebut untuk dilakukan pembinaan oleh keluarga,
"Saya malu Pak. Saya mohon untuk kali ini, habis ini saya bakal kirim dia ke pesantren dari pada kayak gini terus," tuturnya.
Ghufron Falfeli selaku Kepala Bidang Gakumda Satpol PP Kota Tangerang menjelaskan dalam operasi penegakan Perda 7/8 tahun 2005.
Pihaknya mendapat 7 orang terduga PSK dan 3 pasangan bukan suami istri.
Dalam melancarkan aksinya para terduga PSK itu memanfaatkan aplikasi pesan singkat jejaring sosial MiChat.
"Berdasarkan keterangan yang kami gali, awalnya mereka tidak mengenal satu sama lainnya"
"Namun karena sering menginap di hotel tersebut mereka membuat semacam komunitas," beber Ghufron.
Bahkan, ketujuh orang terduga PSK tersebut secara swadaya menyewa tiga kamar sekaligus untuk memuluskan aksinya.
"Dua kamar mereka pakai untuk layani tamu. Satu kamar mereka pakai untuk berkumpul dan mereka patungan untuk membayar tiga kamar itu," imbuhnya.
Ia mengungkap, ketujuh orang terduga PSK tersebut dikembalikan kepada orangtua guna dilakukan pembinaan.
"Karena masih di bawah umur kami minta kepada keluarga untuk menjemputnya"
"Dan dibuatkan pernyataan kesanggupan untuk melakukan pembinaan terhadap anak - anak tersebut," papar Ghufron.
Ditemukan Alat Kontrasepsi, Hotel di Tangerang Disegel Diduga Jadi Sarang Prostitusi
Satu hotel berbasis daring di Parung Serab, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang disegel paksa Satpol PP, Minggu (4/10/2020) dini hari.
Sebelumnya, warga sekitar hotel mengeluhkan banyak perempuan yang menyediakan layanan prostitusi kepada pria hidung belang di hotel tersebut.

Warga mengaku menemukan alat kontrasepsi di sekitar hotel.
Kemudian, ada transkip percakapan antara petugas yang berpura-pura hendak memakai jasa yang diduga pekerja seks komersial (PSK).
"Kami sebelumnya mendapatkan laporan. Kemudian setelah kami lakukan pengintaian dan ditemukan cukup bukti yang kuat dilakukan penyegelan," ujar Kabid Gakumda Satpol PP Kota Tangerang, Ghufron Falfeli, Minggu (4/10/2020).
Dia menjelaskan, pasca-penyegelan tersebut jajarannya akan memanggil pihak pengelola hotel untuk menjalani pemeriksaan dan kelengkapan administrasinya.
Pemeriksaan itu dilakukan sebagai langkah antisipatif dan sanksi administratatif yang bakal dijatuhkan.
Untuk sementara ini, hotel tersebut disegel.
"Besok kami lakukan pemanggilan dan pengecekan. Kalau memang terbukti mereka tidak mengantongi izin administrasi dipastikan hotel tersebut kami lakukan segel permanen," ucapnya.
Selain itu, pada saat bersamaan petugas Satpol PP Kota Tangerang juga menyegel salah satu kedai kopi lantaran melanggar aturan Wali Kota Tangerang.
Kedai itu melanggar batas waktu operasional dan kapasitas pengunjung.
Berbeda dengan penyegelan hotel yang berlangsung kondusif, pada penyegelan kedai kopi tersebut petugas sempat mendapat perlawanan.
Pengelola kedai tidak terima kedai kopinya ditutup sementara.
Dia mengaku telah melakukan koordinasi secara intensif dengan petinggi Muspika Kecamatan Karang Tengah seperti Danramil, camat dan polisi.
"Saya selalu koordinasi dengan camat," kata pemilik kedai kopi bernada tinggi.
Pemilik kedai kopi yang belum diketahui namanya tersebut bahkan menantang petugas yang hendak menyegel tempat usahanya.
Menurut pemilik kedai, pihak yang bisa menyegel tempat usahanya yakni pemerintah kecamatan, polisi, dan TNI.
"Panggil tiga pilar baru kami mau tutup. Saya berkoordinasi dengan camat dan danramil bahkan sama kapolsek"
"Penutupan hanya boleh dilakukan tiga pilar, mana boleh Satpol PP tutup," ujarnya.
Meski demikian, petugas tetap menyegel kedai kopi tersebut dan ketegangan sempat terjadi dapat diredam oleh jajaran Satpol PP dibantu polisi dan TNI.
Dua Gadis Dipaksa Masuk Dunia Prostitusi
Tak semanis janji tante, dua gadis gagal jadi sales properti dan terpaksa jadi kupu-kupu malam di Tangerang Selatan.
Di masa pandemi Covid-19, AR dan WP bukan main senangnya karena dijanjikan kerja di bidang properti.
Malahan, akomodasi mereka disediakan selama kerja berupa mes.
Janji tinggal janji, keduanya justru menjadi kupu-kupu malam dan wanita panggilan.
Terpaksa menghadapi kenyataan pahit itu, AR dan WP pun hanyut dalam dunia barunya.
Selama lima bulan, kedua wanita malang itu harus meladeni berbagai macam pria hidung belang yang memesan jasanya.
Mereka seperti memasuki dunia prostitusi.
Setiap hari, mereka bisa kencan dengan dua pria sekaligus.
Cerita AR dan WP diungkap oleh Hartina Hajar, Kasi Perlindungan Hak Perempuan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DPMP3AKB).
"AR mengaku selama lima bulan. Dia sudah mendapatkan sekitar 20 pelanggan," ucap Hartina kepada TribunJakarta.com, Kamis (1/10/2020).
"Sedangkan WP mendapatkan orderan satu sampai dua orang sehari," ia menambahkan.
Keduanya digaruk oleh Tim Pengawasan dan Pengendalian Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) Tangerang Selatan.
Petugas menjaring dua wanita penjaja seks tersebut di salah satu hotel di bilangan Serpong.
Mereka kedapatan tengah menunggu pria hidung belang di kamar hotel.
Tempat kencan singkat tersebut sudah dipesan melalui aplikasi online.
Hartina membenarkan, AR dan WP terbuat janji wanita yang akrab disapa tante.
Mereka dijanjikan bekerja di bidang properti.
"Mereka ditawari kerja di agen properti," ucap Hartina.
"Keduanya disediakan mes di salah satu penginapan di serpong."
"Tetapi mereka tidak dipekerjakan di properti, melainkan sebagai wanita panggilan," imbuhnya.
Hartina tengah mendalami apakah ada unsur TPPO pada kasus AR dan WP.
"Diduga terindikasi terlibat TPPO, dia hanya sebagai korban," ujarnya.
(Wartakotalive.com/DIK/TribunJakarta.com)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Tak Semanis Janji Tante, Dua Wanita Calon Sales Properti Terciduk Sedang Tunggu Om Hidung Belang,
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Tahu Sang Anak Terlibat Prostitusi, Ibu Ini Syok dan Nyaris Pingsan: Saya Bakal Kirim ke Pesantren,