Selain Jelekkan TNI, Alasan Lain Mayjen TNI Dudung Abdurachman Instruksi Copot Baliho Rizieq dan FPI

Instruksi pencopotan baliho itu datang dari Dudung. Langkah tersebut tentu saja menuai reaksi dari publik, bahkan polemik

Editor: Rusmiadi
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA (TRIBUN/DANY PERMANA)
Pangdam Jaya Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman menjawab pertanyaan redaksi Tribunnews saat berkunjung ke Makodam Jaya, Jakarta, Senin (23/11/2020). 

Oh tidak ada. Saya yang bertanggungjawab langsung di Jakarta.

Tidak benar?

Tidak ada. Sama sekali tidak ada.

Setelah tindakan ini ada respon dari Panglima TNI?

Ya responnya baik saja. Silakan saja. Lanjutkan. Karena kan sudah sesuai prosedur, ada Satpol PP dulu, kemudian ada polisinya dulu, baru kita. Kita ada tugas OMP, Operasi Militer Perang, ada OSMP, Operasi Militer Selain Perang seperti penanggulangan bencana alam, membantu kepolisian di bidang keamanan dan ketertiban.

Membantu pemerintah daerah, kita sudah seperti itu, sering membantu Bulog, kita membantu pertanian, karya bakti, dan segala macam.

Ada komunikasi setelah itu dengan FPI dan HRS? Terkait keputusan Anda menertibkan baliho?

Tidak ada. Saya tidak pernah komunikasi, dan saya tidak pernah kenal.

Utusannya ada yang ke Kodam Jaya?

Tidak ada.

Para senior Anda baik yang sudah purna maupun yang masih di TNI, sempat memberi masukan?

Ada. Lebih banyak yang mendukung. Ada yang tidak mendukung, ya dia tidak paham peristiwanya tapi ya rata-rata tahu saya.

Pihak HRS kelihatannya tidak ada perlawanan, tapi dari pengacaranya kan ada statement-statement seolah melawan. Kalau misalnya ada perlawanan dari mereka, apalagi sampai fisik, sikap Anda apakah juga akan seperti awal, langsung ambil sikap?

HRS itu kan rakyat biasa. Rakyat kita juga. Kalau beliau sudah dikatakan habib menurut saya berarti orang baik. Umat Islam itu tidak menghendaki adanya perpecahan. Umat Islam itu, itu yang dikatakan rahmatan lil alamin.

Jadi saya yakin juga orang-orang FPI tidak mungkin lah akan ada perlawanan-perlawanan seperti itu. Tapi kalau dia menghalalkan segala cara, kemudian melakukan tindakan fisik, kita sudah biasa menghadapi musuh. Saya tujuh tahun di Timor-Timur. Saya ikut darurat militer di Aceh. Tugas sudah ke mana-mana.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved