Produsen Mobil Listrik Eropa Tergantung Indonesia, Jokowi Siap Tarung Tetap Tolak Ekspor Bijih Nikel

Industri baja dan mobil listrik Eropa bergantung dengan Indonesia. Menolak sawit Indonesia, Jokowi tak mau ekspor biji nikel ke Uni Eropa

Penulis: Hendra | Editor: Hendra
Instagram @jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Peningkatan kandungan nikel dalam komposisi baterai akan meningkatkan kepadatan energinya sehingga mobil listrik akan memiliki kemampuan jarak tempuh yang lebih jauh.

Bagi Indonesia, nikel merupakan komoditas mineral yang sangat strategi di pasar dunia bersama timah dan batubara.

Dengan mengolah bijih nikel di peleburan dan pemurnian (smelter) di dalam negeri, Indonesia bisa mendapatkan keuntungan yang jauh berlipat ketimbang mengapalkan bijih nikel yang masih berupa 'tanah'.

Dengan mengolah bijih nikel menjadi feronikel, misalnya, harganya dapat meningkat dari 55 dollar AS per ton menjadi 232 dollar AS per ton, atau memberikan nilai tambah sekitar 400 persen.

Nilai ekspor bijih nikel Indonesia ke Uni Eropa mengalami peningkatan tajam dalam beberapa tahun terakhir.

Tercatat, ekspor bijih nikel Indonesia naik signifikan sebesar 18 persen pada kuartal kedua 2019 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017.

Yang unik, China meskipun memiliki cadangan nikel yang besar, selama puluhan tahun lebih banyak mengimpor bijih nikel dari Indonesia dan negara produsen lain.

Negeri Panda menyerap lebih dari 50 persen produksi nikel dunia untuk kebutuhan industrinya.

Sementara itu, setelah rencana larangan ekspor bijih nikel, China bersikap lebih kooperatif dibandingkan Uni Eropa.

Negara ini jauh-jauh hari sudah mengamankan pasokan feronikel, salah satu hasil pemurnian bijih nikel, dengan menanam banyak modal untuk pembangunan smelter di Indonesia.

Baik Eropa maupun China, sejak beberapa tahun terakhir gencar membangun industri kendaraan berbasis listrik yang lebih ramah lingkungan.

Indonesia Siap Hadapi Gugatan Uni Eropa

Uni Eropa ngotot ingin merebut dan mengusai mineral mentah bijih nikel dari asal Indonesia.

Hal ini dibuktikan Uni Eropa akan terus melanjutkan sengketa kebijakan atas larangan ekspor bijih nikel yang dikeluarkan pemerintah Indonesia.

Berbagai upaya Uni Eropa ingin mengusai bijih nikel Indonesia.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved