Produsen Mobil Listrik Eropa Tergantung Indonesia, Jokowi Siap Tarung Tetap Tolak Ekspor Bijih Nikel

Industri baja dan mobil listrik Eropa bergantung dengan Indonesia. Menolak sawit Indonesia, Jokowi tak mau ekspor biji nikel ke Uni Eropa

Penulis: Hendra | Editor: Hendra
Instagram @jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Pada penghujung tahun 2020, Komisioner Perdagangan UE Cecilia Malmstrom, mengeluarkan pernyataan yang menyebut langkah Indonesia menyetop ekspor bijih nikel membuat industri baja di Eropa dalam ancaman besar.

"Terlepas dari usaha yang kami lakukan, Indonesia tetap tidak beranjak dari langkahnya dan mengumumkan larangan ekspor pada Januari 2020," kata Malmstrom.

Indonesia merupakan salah satu produsen dan eksportir nikel terbesar dunia yang menguasai sekitar 27 persen pasar global.

Kendati demikian, Indonesia selama puluhan tahun hanya mengekspor nikel mentah.

Negara produsen nikel lainnya yakni Amerika Serikat, Australia, Bolivia, Brasil, China, dan beberapa negara Afrika.

Bahan Pembuatan Baterai Lithium-Ion

Melansir pemberitaan Harian Kompas, 18 November 2019, Ekonom PT Bank UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja, memaparkan bahwa nikel adalah mineral yang sangat berharga di masa depan karena pesatnya perkembangan kendaraan listrik.

Nikel adalah salah satu logam terbesar dalam pembuatan baterai listrik.

Lithium-ion ibarat jantung dari revolusi mobil listrik.

Kandungan baterai lithium-ion itu, terdiri dari anoda, katoda, dan elektrolit.

Nikel merupakan komponen logam yang dominan dalam komposisi baterai listrik, khususnya katoda.

"Selama dua dekade terakhir, produsen telah berupaya meningkatkan kadar nikel dalam komponen bahan baku utama baterai mobil listrik, mengingat harga nikel relatif lebih murah," kata Enrico.

BACA JUGA:

--> Jokowi Marah Besar,  Indonesia Nggak Takut, Perang Lawan Uni Eropa, Sawit Ditolak Nikel Mau Dikuasai

Bahkan dengan teknologi baterai lithium-ion yang semakin berkembang seiring pesatnya pertumbuhan kendaraan listrik, kandungan nikel diprediksi akan semakin besar karena memiliki penyimpanan daya yang lebih baik.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved