Nek Misnawati Biayai Pendidikan Dua Cucunya dari Hasil Ngereman Timah
Dia bernama Misnawati. Nenek itu tinggal di sebuah kontrakan kecil di Desa Lenggang, Gantung, Kabupaten Belitung Timur (Beltim).
Penulis: Bryan Bimantoro |
Senada, Nur Hasanah seorang perempuan yang juga bekerja ngereman di lokasi yang sama dengan Nek Misnawati.
Dia mengatakan saat beberapa waktu lalu aktivitas penambangan terhenti, dia juga kesulitan untuk membeli makan.
Dia mengatakan sudah setahun terakhir suaminya tidak bisa bangkit dari tempat tidur karena kecelakaan sehingga dia harus pontang-panting cari uang demi untuk hidup.
"Hasil ngereman ini saya pakai untuk menghidupi keluarga. Lalu kalau ada sisanya saya pakai untuk membuat kue dan saya jual ke penambang dengan bayarannya pasir timah," kata Nur.
Nur mengakui bahwa memang penambangan seperti ini sedikit banyak bisa merusak lingkungan.
Namun dia menegaskan bahwa setiap masalah pasti ada solusinya tinggal bagaimana pemerintah mau dan berniat atau tidak untuk memberikan solusi terbaik yang menguntungkan semua pihak.
Karena dia menilai dengan adanya penambangan rakyat ekonominya bisa membaik dan berpengaruh kepada toko-toko di sekitarnya, terutama rumah makan.
"Kemarin tutup beberapa hari kami tidak bekerja sangat susah. Warung makan juga kebanyakan sepi karena pembelinya sebagian besar kami-kami ini yang membawanya untuk para penambang," kata Nur.
Keinginannya sama seperti Nek Misnawati yang mau agar penambangan rakyat tetap ada supaya ekonominya dan ekonomi masyarakat lainnya bisa membaik.
(Posbelitung.co/BryanBimantoro)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/belitung/foto/bank/originals/20220113-melimbang-timah.jpg)