Pasukan Rontok, Ribuan Tentara Rusia Mbalelo tak Mau Perang, Sanksi Ekonomi Mulai Gigit Rusia
Hingga hari kelima invasi Rusia ke Ukraina, Senin 28 Februari 2022, Kyiv masih bertahan meski dihujani rudal dan dikepung pasukan Rusia.
"Kami telah menunjukkan bahwa kami tahu bagaimana melindungi rumah kami dari tamu tak diundang," tambah Syrsky.
Taras Kuzio, seorang peneliti di Henry Jackson Society, mengatakan: "Saluran Berita Ukraina 24, sebanyak 5.000 tentara Rusia di daerah Kharkiv Utara, memberontak dan menolak untuk menyerang Ukraina."
Kuzio juga mengklaim bahwa laporan dari garis depan dekat Krimea menunjukkan setengah tentara Rusia telah menyerahkan peralatan mereka ke Ukraina, sekali lagi menolak untuk berperang.
Warga Rusia mulai marah terhadap Putin di Rusia atas invasi tersebut, ditandai dengan ribuan orang Rusia berunjukrasa di Moskow . Bahkan beberapa pegawai pemerintah Rusia memilih mengundurkan diri.
Oleh Synyehubov, Gubernur Kharkiv Oblast, setelah berhasil memukul mundur pasukan Rusia dari Kharkiv mengatakan tentara yang ditawan mengaku tidak tahu bakal dikirim berperang ke Ukraina.
"Tentara Rusia, yang ditawan, mengaku dipaksa berperang, mengalami demoralisasi, mereka tidak ada hubungannya dengan komando pusat, tidak mengerti dan tidak tahu tindakan mereka selanjutnya,'' katanya.
Ruslan Leviyev, pendiri Tim Intelijen Konflik non-pemerintah (CIT), sebuah kelompok investigasi open-source, pengamat militer Rusia, mengatakan timnya memperkirakan bahwa setidaknya 500 tentara Rusia telah tewas dalam konflik sejauh ini.
“(Kementerian Pertahanan Rusia) sendiri tidak mengakui satu kerugian pun, bukan tawanan perang atau mereka yang tewas dalam aksi. Seolah-olah tidak ada sama sekali,” kata Leviyev kepada Current Time, jaringan berbahasa Rusia yang dijalankan oleh RFE/RL bekerja sama dengan VOA.
Tak lama setelah wawancara Leviyev, Minggu 27 Februari, Kementerian Pertahanan Rusia mengeluarkan pengakuan pertama tentang korban, tetapi tidak memberikan angka berapa banyak yang telah diderita militer Rusia.
"Sayangnya, ada yang tewas dan terluka di antara rekan-rekan kami," kata juru bicara kementerian Igor Konashenkov seperti dikutip oleh kantor berita pemerintah RIA Novosti.
'Mama dan Papa, Aku Tidak Mau Ke Sini'
Karena Rusia tetap bungkam soal jumlah kerugian yang dialami dalam invasi ke Ukraina, Kementerian Dalam Negeri Ukraina mengunggah foto dan identitas pasukan Rusia yang tewas atau ditahan.
Situs yang disebut Ishchi Svoikh (Cari Milik Anda), sebagian ditujukan untuk merusak moral agar warga Rusia menolak perang di Ukraina.
URL situs web yang diluncurkan oleh Ukraina bagi orang Rusia untuk mengidentifikasi kerabat mereka yang terbunuh atau ditangkap disebut 200rf.com -- referensi ke "Cargo 200," kode untuk mayat tentara yang dikembalikan.
Sebagian besar gambar, video, dan dokumen resmi tentara Rusia diposting di saluran terkait di layanan pesan terenkripsi Telegram.
Foto-foto dan video termasuk gambar tentara yang tewas dalam pertempuran, serta interogasi di depan kamera tentara Rusia yang ditangkap.
