Pasukan Rontok, Ribuan Tentara Rusia Mbalelo tak Mau Perang, Sanksi Ekonomi Mulai Gigit Rusia

Hingga hari kelima invasi Rusia ke Ukraina, Senin 28 Februari 2022, Kyiv masih bertahan meski dihujani rudal dan dikepung pasukan Rusia.

(reuters)
Antrean nasabah di Saint Peterburg mengular setelah NATO dan Uni Eropa menjatuhkan sanksi ekonomi pada Rusia 

“Untuk alasan itu, kami telah dipaksa untuk memohon kepada Anda, warga Rusia, sehingga Anda dapat menemukan mereka yang terbunuh di wilayah kami – dan dibunuh karena dia secara ilegal melintasi perbatasan kami berdasarkan perintah ilegal dan tercela dari presiden Anda,” kata Vadym Denysenko, penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina, dalam video di akun youtube Kementerian Dalam Negeri Ukraina.

Dalam satu posting, seorang tawanan perang Rusia yang diklaim diizinkan untuk memberi tahu kerabat tentang keberadaannya.

Di tempat lain, tersangka tawanan perang yang berbeda ditanya apakah dia memiliki pesan untuk ibu dan ayahnya.

“Mama dan papa, aku tidak ingin datang ke sini. Mereka memaksa saya,” kata pria itu.

Rusia langsung memblokir situs tersebut.

Sanksi Barat Mulai Menggigit Rusia

Mata uang Rusia Rubel rontok ke rekor terendah terhadap dolar, Senin 28 Februari 2022 setelah NATO Uni Eropa menerapkan sederat sanksi ekonomi sebagai hukuman atas invasi Rusia ke Ukraina.

Investor berbondong-bondong ke mata uang safe-haven, termasuk dolar AS dan yen, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menempatkan angkatan bersenjata nuklir dalam siaga tinggi pada hari Minggu, hari keempat serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua.

Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, Jepang, Kanada dan Australia telah mengumumkan serangkaian sanksi untuk menghukum Rusia dalam beberapa hari terakhir di tengah meningkatnya kemarahan internasional atas serangan militer Presiden Rusia Vladimir Putin terhadap Kyiv.

Langkah-langkah tersebut termasuk memblokir beberapa bank dari sistem pembayaran internasional SWIFT, mencegah bank sentral Rusia menggunakan cadangan devisanya, melarang operasi media pemerintah Rusia, dan membatasi penerbangan Rusia dari wilayah udara Eropa.

Rubel jatuh ke  119 per dolar, dan terakhir turun hampir 29 persen ke 118.

Sebelumnya 1 dolar AS hanya 90 Rubel Rusia. 

“Begitu bisnis dibuka di Vladivostok, tidak ada seorang pun di dunia yang ingin membeli rubel, bahkan Bank Sentral Rusia,”  ujar Tim Harcourt, Kepala Ekonom di Institute for Public Policy and Governance di University of Technology Sydney, kepada Al Jazeera.

Bank Sentral Eropa mengatakan anak perusahaan Sberbank bank BUMN Rusia akan mengalami kegagalan setelah sanksi ekonomi berjalan.

“Bank Sentral Eropa (ECB) telah menilai bahwa Sberbank Europe AG dan dua anak perusahaannya di serikat perbankan, Sberbank d.d. di Kroasia dan Sberbank banka d.d. di Slovenia, gagal atau mungkin gagal karena memburuknya situasi likuiditas mereka," kata ECB dalam sebuah pernyataan. (bbc/mirror/aljazeera/radio euro free)

Sumber: BBC Indonesia
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved