Perang Rusia dan Ukraina

Mau Bantu Ukraina, Amerika Tak Punya Uang Lagi, Senator Suruh Joe Bideng Ngemis Pinjam ke China

Senator Amerika ungkap ekonomi negaranya hancur berantakan dihantam Rusia, utang menumpuk uang tak punya untuk membantu Ukraina

Editor: Hendra
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Ilustrasi Uang Dollar Amerika Serikat 

"Tetapi ketika menyangkut bantuan militer ke negara lain, mereka tidak mungkin mengatakan bahwa kami dapat mengambil uang ini, bahwa ini adalah pinjaman yang dibenarkan," kata politisi itu.

Seperti diketahui, Senat AS sebelumnya menyetujui paket bantuan baru senilai $40 miliar atau setara lebih dari Rp 558 triliun kepada Ukraina.

Bahkan, mereka telah mengirimkan RUU tersebut kepada Presiden Joe Biden untuk ditandatangani.

Paket tersebut mencakup bantuan militer, ekonomi dan kemanusiaan ke Ukraina, serta berbagai alokasi.

Presiden AS Joe Biden awalnya meminta $33 miliar, tetapi Kongres memutuskan untuk meningkatkan jumlah itu.

Sebelumnya, Gedung Putih, Departemen Luar Negeri dan Pentagon mendesak anggota parlemen untuk bergegas, memperingatkan bahwa pada 19 Mei mereka akan kehabisan sumber daya keuangan untuk membantu Ukraina.

Namun, pengesahan RUU itu terhambat oleh Rand Paul dari Partai Republik, yang menuntut pengawasan yang lebih besar atas pengeluaran.

Paul mengakui keberatan karena amandemennya tidak dibuat.

Selain itu, Paul menyebut tak ingin mengorbankan ekonomi AS untuk membantu Ukraina.

Baca juga: Hancur Berantakan Digempur Rusia, Ukraina Masih Ingin Melawan, Minta Bantuan Persenjataan ke Amerika

"Saya khawatir mengirim uang itu tanpa seseorang yang mengawasinya. Saya pikir kebanyakan orang Amerika ingin tahu (bagaimana uang itu dibelanjakan), bahkan jika mereka bersimpati kepada Ukraina," kata Paul.

Tetapi, RUU tersebut akhirnya disetujui berkat langkah-langkah prosedural khusus yang diambil oleh Pemimpin Mayoritas Demokrat, Chuck Schumer.

Paul Sempat Tunda Bantuan ke Ukraina

Seorang Senator Amerika Serikat Rand Paul telah menunda pengiriman paket bantuan ke Ukraina senilai 40 miliar dolar AS.

Ia mengungkapkan, tidak bisa menyelamatkan Ukraina dengan menghancurkan ekonomi AS.

Dikutip dari Reuters, Paul mengaku dirinya memblokir pemungutan suara pada paket bantuan itu pada Kamis (12/5/2022).

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved