Santri Gontor Meninggal Dianiaya
Hasil Autopsi Santri Gontor yang Tewas, Ada Luka Bekas Pukulan Benda Tumpul
Polres Ponorogo sudah mengamankan sejumlah barang bukti dari olah tempat kejadian perkara (TKP), baik di Rumah Sakit Pondok Gontor
Noor juga meminta maaf apabila selama pengantaran jenazah, keluarga tidak berkenan atas keterbukaan Ponpes Gontor dalam masalah ini.
"Kami juga meminta maaf kepada orang tua dan keluarga almarhum jika dalam proses pengantaran jenazah dianggap tidak jelas dan tidak terbuka."
"Sekali lagi kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya," ujar Noor.
Lebih lanjut, Noor berharap kejadian serupa tidak lagi terjadi di kemudian hari.
"Sebagai pondok pesantren yang konsen terhadap pendidikan karakter anak, tentu kita semua berharap agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari," lanjut Noor.
Kasus Berlanjut
Kendati jenazah AM sudah dimakamkan, kedua orang tua AM memilih untuk tidak tinggal diam.
Menurut informasi yang diberikan Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo, proses penyelidikan dan penyidikan terkait kasus meninggalnya santri Pondok Modern Darussalam Gontor akan tetap dilakukan.
Per hari ini, sebanyak 7 saksi sudah diperiksa, yaitu di antaranya ada dua santri, dua dokter rumah sakit dan tiga pengasuh Pondok.
Dari pemeriksaan para saksi, semuanya sudah mengerucutkan nama.
Dugaan sementara pelaku berjumlah dua orang, yang tak lain adalah kakak senior korban yang sama-sama berasal dari luar Jawa.
Keduanya telah dikeluarkan dari Pondok Pensantren.
Namun demikian, pihak kepolisian menyatakan akan tetap mengawal kasus hukum ini untuk terus berlanjut.
Polisi juga akan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di komplek Pondok Darussalam Gontor Ponorogo untuk mengetahui secara pasti motif dan juga proses penganiayaan itu terjadi.
Dugaan sementara, penganiayaan ini dilakukan karena dipicu oleh kesalahpahaman seusai kegiatan Pramuka.
