Kapal di Belitung Rentan Kandas, Nelayan Desak Alur Kapal di Pelabuhan Tanjungpandan Dikeruk

Karena draft yang dangkal, kapal berukuran 3000 GT tidak bisa melalui alur di Pelabuhan Tanjungpandan.

Terpaksa menggunakan kapal yang lebih kecil berukuran 1.800 GT.

Imbasnya muatan yang bisa diangkut menjadi lebih sedikit.

Yasser menjelaskan alur kapal yang dangkal menyebabkan operasional kapal roro yang mengangkut
komoditas seperti sayuran harus bersandar lebih lama menunggu kondisi laut pasang.

Kapal pun terkadang memerlukan waktu 24 jam untuk menginap lantaran menunggu air laut pasang.

“Dua tiga jam sudah selesai bongkar muat, tidak lama. Kalau selesai dengan kondisi air laut pasang maka bisa lebih berangkat, prosesnya bisa lebih cepat,” katanya, saat Dialog Ruang Kita Pos Belitung, Rabu (25/1/2023).

Menurutnya, operasional kapal roro ini mutlak diperlukan sebagai daerah kepulauan, terutama pasokan bahan pangan.

Keberadaan kapal roro bisa memotong lamanya waktu pelayaran.

Yaitu hanya butuh 18 jam pengiriman dari Jakarta ke Belitung.

Ia menilai pengerukan alur kapal menjadi hal yang perlu dilakukan agar operasional kapal pengangkut komoditas lebih mudah memasuki Pelabuhan Tanjungpandan jika draft mencukupi.

Jika kendala pendangkalan ini bisa diselesaikan, tidak menutup kemungkinan kapal berukuran 3.000 GT dapat masuk ke Pelabuhan Tanjungpandan.

Buih Karaoke

Melihat kejadian sebelumnya, jelas Yasser, buih karaoke yang kerap menjadi lokasi kapal kandas terbentuk karena ada kapal pembawa semen terdampar yang membuat bongkahan.

Dari awalnya alur lurus terpaksa harus menikung terlebih dahulu.

Kalau suatu hari ada rencana pengerukan, maka area tersebut harus diangkat.